Menu


Konsep Toleransi Beragama yang Sesungguhnya, Cak Nun: Harus Ada Perbedaan, Kalau Sama Ya Buat Apa?

Konsep Toleransi Beragama yang Sesungguhnya, Cak Nun: Harus Ada Perbedaan, Kalau Sama Ya Buat Apa?

Kredit Foto: Istimewa

Konten Jatim, Surabaya -

Tokoh budayawan Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun menuturkan konsep toleransi dalam umat beragama. Katanya, dalam toleransi, harus ada perbedaan yang menjadi ciri khas dari masing-masing persoalan yang dibedan tersebut.

Kata Cak Nun, toleransi itu terjadi ketika, kendati seseorang tidak setuju dan menyalahkan, namun mereka tetap rukun sebagai manusia. Ia lantas menyinggung pernyataan ‘semua agama itu sama’.

Baca Juga: Lewat Tarot, Denny Darko Ungkap Alasan Megawati Tak Umumkan Capres saat HUT PDIP

“Sekarang ada namanya FKUB Forum, kerukunan antar umat beragama, trus sampai ada kalimat bahwa semua agama itu sama,” ujar Cak Nun, dikutip pada Senin (16/1/2023).

“Toleransi itu diperlukan dalam perbedaan atau dalam persamaan?, kalau sama ya tidak perlu toleransi,” kata Cak Nun.

Seperti biasanya, Cak Nun kemudian memberi permisalan mengenai adanya perbedaan dari makanan kesukaan antara istri dan suami.

“Misalnya, istrimu suka makan njetnjet, istrimu entah kenapa suka makanan itu tapi kamu tidak,” ujar Cak Nun.

Baca Juga: Pengamat Sebut jika Jokowi Dirikan Partai, Bisa Tandingi PDIP

“Tapi karena itu istrimu, jadi kamu antar untuk pergi ke warung beli makanan itu. Tapi karena kamu makan, kamu menyuruhnya ikut makan juga, dan terpaksa istrimu mau,” lanjutnya.

Sehingga, dari kasus tersebut, Cak Nun bermaksud untuk menerangkan bahwa toleransi memang diperlukan untuk menghadapi perbedaan. Embel-embel ‘semua agama adalah sama’ menurut Cak Nun adalah kesalahan besar.

“Jadi kalau kamu suka makanan itu ya tidak perlu toleransi, kalau Islam dan selain Islam itu sama ya tidak usah toleransi,” kata Cak Nun.

Baca Juga: Survei LSN: Ganjar dan Anies Kalah di Jabar, Prabowo Paling Unggul

“Toleransi adalah meskipun kamu tidak setuju dan kamu menyalahkan, kamu tetap rukun satu sama lain sebagai manusia,” lanjutnya.

Hal itu karena, setiap orang tidak memiliki paksaan dalam beragama. Mau apapun agamanya, selagi tidak melakukan larangan yang bersifat manusiawi, maka mereka bebas untuk memilih keyakinannya.

“Karena setiap orang terikat ‘La Ikraha Fiddin’ tidak ada paksaan dalam beragama, mau beragama Islam, Kristen, Kafir, asal jangan melakukan tiga hal yaitu mencuri barang orang lain, mengejek martabat orang lain, dan membunuh orang lain,” beber Cak Nun.

Baca Juga: Lewat Tarot, Denny Darko Ungkap Alasan Megawati Tak Umumkan Capres saat HUT PDIP

“Asal tiga hal itu tidak dilakukan ya tidak apa-apa, toleransi itu justru lahir karena ada perbedaan, kalau semua agama sama ya buat apa ada toleransi?,” tandasnya.