Menu


Kisah Arek Suroboyo yang Jadi Sosok Sentral di Balik Hilangnya Peristiwa Dramatis Mudik di Stasiun

Kisah Arek Suroboyo yang Jadi Sosok Sentral di Balik Hilangnya Peristiwa Dramatis Mudik di Stasiun

Kredit Foto: Instagram/ignasius.jonan

Konten Jatim, Jakarta -

Berakhir sudah musim mudik Lebaran 2022. Seperti tahun-tahun sebelumnya, tak ada peristiwa dramatis yang terjadi di stasiun-stasiun kereta.

Sejak dimulainya arus mudik hingga berakhirnya arus balik, pemberitaan seputar aktivitas mudik di stasiun hanya berisi informasi-informasi yang normatif.

Mungkin tak banyak yang sadar, sudah hampir satu dekade terakhir kita tak pernah lagi melihat ragam peristiwa-peristiwa dramatis yang dulu kerap terjadi di stasiun tiap musim mudik tiba, dari mulai orang-orang yang berebut masuk ke kereta hingga anak kecil yang dipaksa orang tuanya masuk lewat jendela. Semuanya sudah berakhir sejak 2012 silam, tepatnya saat PT Kereta Api Indonesia (KAI) memulai proses revitalisasi layanan.


Berbicara soal revitalisasi layanan kereta tentunya tak bisa dilepaskan dari sosok Ignasius Jonan, pria yang menjabat sebagai Direktur Utama PT KAI dari sejak Februari 2009 hingga Oktober 2014. Pada masa kepemimpinannya lah wajah kereta api berubah drastis.

Menteri BUMN periode 2011-2014, Dahlan Iskan menyebut musim mudik Lebaran 2012 adalah momen saat para wartawan dan fotografer kecele karena tak bisa lagi mendapatkan momen menarik di stasiun yang menarik untuk diliput.

"Saya pun ketika menjadi redaktur Jawa Pos dulu, selalu saja mewajibkan beberapa wartawan untuk khusus berjaga-jaga di stasiun kereta api. Pasti mendapatkan kisah memilukan dan foto yang dramatis," kenang Dahlan dalam testimoninya yang dimuat di buku "Jonan dan Evolusi Kereta Api Indonesia" (Hadi M Djuraid, 2013).

"Hari itu ternyata sama sekali berbeda dengan hari-hari menjelang lebaran tahun-tahun sebelumnya," kenang Dahlan.

"Hari menjelang Lebaran 2012. Itulah rapor kelulusan manajemen PT KAI dalam ujian nasional pelayanan umum. Itulah hari kelulusan dengan predikat summa cumlaude bagi Jonan dan seluruh direksi KAI," ucap Dahlan.

Baca Juga: 39 Ribu Penumpang Akan Tiba di Jakarta Melalui Kereta Api Pada Hari Ini

Bankir yang Ditantang Membenahi Kereta Api

Jonan lahir di Singapura. Tapi dia adalah Arek Suroboyo. Jonan menamatkan sekolahnya di SMA St Louis Surabaya kemudian melanjutkan kuliah dan meraih gelar S1 di Universitas Airlangga (Unair).

Meski dikenal sebagai sosok penting di balik perubahan wajah kereta api, Jonan bukan orang yang berasal dari bidang transportasi. Setelah menamatkan kuliahnya di Fakuktas Ekonomi dan Bisnis Unair, Jonan meniti karier profesionalnya di salah satu bank swasta.

Keterlibatannya di KAI tak bisa dilepaskan dari peran Sofyan Djalil, Menteri BUMN periode 2007-2009. Sofyan lah yang menawarkannya posisi Dirut PT KAI.

"Kalau Anda tidak bisa, tidak ada orang di Indonesia yang bisa," sebut Sofyan saat menantang Jonan sebagaimana dikutip dari buku "Jonan dan Evolusi Kereta Api Indonesia".

Pada sebuah kesempatan, Sofyan pernah mengatakan bahwa ia memilih Jonan karena faktor profesionalisme. Jonan punya track record yang bagus dalam membenahi BUMN sakit. Ia berhasil membenahi kinerja PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia menjadi lebih baik.

Tantangan dari Sofyan kemudian membuat Jonan rela meninggalkan dunia keuangan dan perbankan, beralih ke dunia perkeretaapian yang sarat masalah, dari mulai sarana dan prasarana yang sudah uzur, bag log yang cukup parah hingga operasional yang tidak maksimal.

Rangkaian masalah pada PT KAI berimbas pada kinerja keuangan. Dikutip dari buku "Jonan dan Evolusi Kereta Api Indonesia", PT KAI menderita kerugian Rp38,6 miliar pada 2017 dan membengkak jadi Rp82,6 miliar pada 2018.

Jonan diangkat menjadi Dirut PT KAI pada 25 Februari 2009. Secara perlahan kinerja keuangan perusahaan membaik. Pada akhir tahun tersebut, PT KAI meraup laba bersih sebesar Rp155 miliar.

Baca Juga: Gegara Invasi Rusia ke Ukraina, Bankir Rusia Ini Kehilangan Gelar Miliarder Dunia!



Membenahi dari Toilet

Pada masa-masa awalnya di PT KAI, Jonan sadar dirinya hanyalah "orang baru". Namun, ia punya bekal pengalaman atas kegemarannya naik kereta api ketika berada di luar negeri. Dari situ ia mencermati bagaimana pelayanan terhadap penumpang, kondisi stasiun, manajemen dan profesionalisme petugas.

Pada dua bulan pertama kepemimpinannya, Jonan mendapati ada masalah besar yang terjadi di tubuh PT KAI, yakni tidak adanya semangat melayani konsumen. Penumpang yang diangkut dibiarkan jauh melebihi kapasitas tempat duduk serta tidak adanya kepastian terkait jadwal berangkat dan tiba.


Kesemrawutan itu makin lengkap dengan tidak adanya jaminan keamanan dan kenyamanan, baik saat penumpang berada di stasiun maupun saat berada di dalam rangkaian kereta. Toilet dibiarkan bau dan tidak higienis.

Untuk masalah yang terakhir, Jonan bahkan sempat mendapat jawaban yang mengagetkan dan makin menguatkan asumsinya tentang tidak adanya mental melayani di tubuh PT KAI.

Pernah suatu ketika ia menanyakan masalah kebersihan toilet kereta ke pejabat terkait. Pejabat tersebut kemudian menjawab bahwa masalah toilet tidak bisa diatasi karena sudah terjadi sejak lama.

Atas dasar itu, Jonan berkesimpulan pembenahan mental karyawan harus dimulai dari toilet. Perubahan di toilet kereta adalah cerminan perubahan mindset awak KAI secara keseluruhan.

Bagi Jonan, kebersihan toilet di stasiun dan kereta adalah bentuk penghargaan sekaligus pelayanan terhadap penumpang. Tak hanya itu, ia juga menekankan bahwa toilet stasiun harus bebas dari pungutan.

Baca Juga: Tanggap Darurat Banjir Kota Serang, Kementerian PUPR Kirim Mobil Tangki Air Bersih hingga Toilet

Kini, upaya-upaya yang dilakukan Jonan sekitar satu dekade silam sudah membuahkan hasil. Hampir tidak ada lagi toilet bau, baik di stasiun maupun di rangkaian kereta.

Keamanan dan kenyamanan penumpang kereta kelas ekonomi juga hampir sama baiknya dengan di kelas eksekutif. Tidak pernah lagi kita mendapati para penumpang yang berbaring di lantai atau saling berdesakan di lorong kereta.

Menurut Dahlan Iskan, musim mudik Lebaran 2012 harusnya jadi momen yang patut dikenang sebagai hari berakhirnya keruwetan musim mudik lebaran di stasiun kereta.

"Itulah hari yang membuktikan hasil nyata kerja keras direksi BUMN PT Kereta Api Indonesia yang dikomandani Direktur Utama Ignasius Jonan," tulis Dahlan.

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024