Sejumlah perusahaan kembali melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), contohnya Spotify, perusahaan platform audio streaming asal Stockholm, Swedia. Selain itu, termasuk pula perusahaan induk Google, Alphabet, sampai McDonald’s.
Hingga kini, total ada 22 ribu pekerja terdampak PHK dan diperkirakan akan terus berlanjut. Diprediksi, tren rekrutmen besar-besaran yang ramai dilakukan dua tahun terakhir pun akan terhenti.
Meski sempat terjadi perekrutan tinggi pada 2021, sejumlah sumber menyebut beberapa industri besar seperti perusahaan teknologi justru dilanda badai PHK karena ancaman resesi, suku bunga tinggi, sampai melemahnya permintaan yang membuat mereka harus berhemat.
Berikut deretan 10 perusahaan raksasa yang terkena badai PHK berdasarkan data dari berbagai sumber:
1. Alphabet
Resesi yang menakutkan membuat banyak pengiklan mengerem pengeluaran mereka. Imbasnya, induk Google (GOOGL) ini memberhentikan 12 ribu orang di seluruh area dan wilayah atau 6 persen pekerja meski dulunya merekrut hingga 50 ribu karyawan selama pandemi.
2. Microsoft
Agaknya, Microsoft tak bisa mengabaikan ekonomi global yang melemah dan akhirnya memberhentikan 10 ribu karyawannya berdasarkan pengajuan sekuritas. Microsoft sendiri punya 221 ribu karyawan tetap secara global, dan 122 ribu di antaranya berbasis di Amerika Serikat (AS).
3. BlackRock
Bahkan, Wall Street pun dilanda PHK massal hingga mesti mengurangi sekitar 500 pekerjaan, kurang dari 3 persen tenaga kerjanya. Ini sangat kontras dengan kondisi 2019 ketika jumlah staf justru meningkat sekitar 22 persen.
4. Vox Media
Industri media seperti penerbit situs web berita dan opini Vox, The Verge dan New York Magazine, juga mengumumkan pemangkasan 7 persen stafnya atau sekitar 130 orang. Dalam sebuah memo, Kepala Eksekutif Jim bankoff menyebut pihaknya mengalami tekanan ekonomi dan keuangan yang sama seperti industri media dan teknologi kebanyakan.
5. Coinbase
Pialang crypto ini mengumumkan bakal memangkas 950 orang pada awal januari. Langkah ini dilakukan lagi hanya beberapa bulan usai Coinbase mem-PHK 1.100 orang. Perusahaan crypto “dibanting” penurunan harga Bitcoin dan mata uang kripto yang signifikan meski Bitcoin punya performa solid untuk tahun baru.
6. Goldman Sachs
Baca Juga: Demonstrasi Tolak Cipta Kerja, Terjadi Pelemparan Telur dan Tomat Secara Massal di Gedung DPRD Sumut
Di tengah kemerosotan aktivitas pembuatan kesepakatan global, Bank Goldman Sachs memangkas hingga 3.200 pekerja pada Januari. Pada akhir kuartal ketiga 2022, perusahaan ini punya hampir 50 ribu karyawan.
7. Stitch Fix
Lewat blognya, Stitch Fix membeberkan rencana pemberhentian 20 persen dari staf bergajinya dan memohon maaf. Pendiri Stitch Fix sekaligus mantan CEO Katrina Lake menyebut akan kehilangan banyak anggota tim berbakat dari seluruh perusahaan.
8. McDonald’s
Selama pandemi, McDonald’s berkembang pesat. Namun, CEO Chris Kempczinski berencana memangkas beberapa staf korporatnya dan menyebut akan mengevaluasi peran dan tingkat kepegawaian di beberapa bagian organisasi.
9. Salesforce
Sekitar 10 persen dari tenaga kerja Salesforce, alias lebih dari 70 ribu karyawan akan dipangkas. Ketua dan co-CEO Salesforce Marc Benioff mengaku terlalu banyak merekrut karyawan selama pandemi, lewar surat kepada karyawan.
10. Amazon
Baca Juga: Bentrok TKA vs Pekerja Lokal di PT GNI, Dokter Tifa: Pemerintah Berpihak ke Mana?
E-commerce raksasa Amazon juga memberhentikan lebih dari 18 ribu karyawan, yang mana departemen sumber daya manusia hingga Toko Amazon jadi divisi yang paling terpengaruh. Selama pandemi, perusahaan raksasa ini merekrut besar-besaran.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024