Menu


Pengamat Sebut Dua Faktor Ini yang Jadi Alasan Mengapa Cak Imin Ideal sebagai Cawapres Prabowo

Pengamat Sebut Dua Faktor Ini yang Jadi Alasan Mengapa Cak Imin Ideal sebagai Cawapres Prabowo

Kredit Foto: Instagram @cakiminow

Konten Jatim, Jakarta -

Pengamat politik Adi Prayitno menyebut bahwa Ketua Umum (Ketum) PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin adalah sosok yang relatif ideal untuk mendampingi Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra Prabowo Subianto di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

Menurutnya, setidaknya ada dua faktor mengapa Cak Imin layak mendampingi Prabowo sebagai calon wakil presiden (cawapres).

Pertama, Gerindra butuh PKB untuk menggenapi ambang batas presidential threshold 20 persen.

Baca Juga: Soal Koalisi Gerindra-PKB, Pengamat: Cak Imin Bisa Tutupi Kekurangan Politik Prabowo

"Pertama, ini kan Gerindra tidak bisa memajukan Prabowo, tidak mencukupi ambang batas 20 persen kalau hanya mengandalkan Gerindra, tentu butuh PKB yang bisa melengkapi itu semua. Jadi itu ideal dari segi politik kepentingan maju di Pilpres, pendaftaran di Oktober 2023 nantinya," ujarnya dalam kanal YouTube Official iNews, dikutip Konten Jatim pada Kamis (26/1/2023).

Selanjutnya yang kedua adalah, Cak Imin mampu menutupi kekurangan-kekurangan politik yang dimiliki Prabowo, yang selama ini ditinggalkannya.

Kekurangan politik yang dimaksud Adi adalah basis pemilih Jawa Timur dan pemilih Nahdliyin.

"Yang kedua Muhaimin Iskandar ini kan dalam banyak hal tentu bisa menutupi kekurangan politik yang dimiliki oleh Prabowo Subianto, terutama di basis-basis pemilih di Jawa Timur ataupun di kalangan pemilih Nahdliyin," paparnya.

Akan tetapi, Adi menyebut bahwa Cak Imin punya satu kekurangan yang mungkin menjadi pertimbangan Prabowo dan Gerindra, yakni elektabilitas yang masih rendah.

Baca Juga: Sekber Dinilai Jadi 'Nafas Panjang' untuk Koalisi Gerindra-PKB

"Tapi memang satu-satunya kekurangan yang dimiliki oleh Muhaimin Iskandar itu adalah karena potret elektabilitasnya tidak kunjung membaik," tambahnya.

"Dalam beberapa survei yang kita lakukan sepanjang tahun lalu misalnya elektabilitas Muhaimin kan baru di kisaran angka 1 persen. Ini tentu tidak menjadi kabar baik kalau dipasangkan dengan Prabowo Subianto karena tidak bisa memberikan insentif politik elektoral di tengah misalnya keinginan Prabowo untuk terus menambah daya gedor politiknya yaitu menjadi posisi cawapres yang tentu saja bisa meningkatkan elektabilitas Prabowo Subianto untuk memenangkan pertarungan di 2024," terangnya.

Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan