Menu


Marzuki Alie Bongkar Cerita saat Masih di Demokrat: Kader sampai Bawa Batu agar SBY Tak Jalan di Lumpur

Marzuki Alie Bongkar Cerita saat Masih di Demokrat: Kader sampai Bawa Batu agar SBY Tak Jalan di Lumpur

Kredit Foto: Suara.com

Konten Jatim, Jakarta -

Eks politikus Partai Demokrat yang juga mantan Ketua DPR RI, Marzuki Alie buka-bukaan soal sejumlah pengalamannya kala Partai Demokrat masih baru dibentuk.

Hal ini seperti yang diceritakan Marzuki di program Brother at Podcast unggahan kanal YouTube MindTV Indonesia.

Marzuki yang turut membangun dan membesarkan Partai Demokrat, bahkan sempat memegang posisi penting sebagai sekretaris jenderal, dipecat oleh partai tersebut.

Baca Juga: Eks Politikus Demokrat Marzuki Alie Bongkar Borok AHY: Otoriter, Kader Berseberangan Langsung Dihajar

Tak main-main, menurut Marzuki, di awal pembentukannya dahulu, kader Partai Demokrat bahkan sampai memperlakukan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bak dewa.

Marzuki lantas mencontohkan Jhoni Allen Marbun yang diberhentikan dari Partai Demokrat dan DPR RI.

Jhoni Allen juga merupakan salah satu aktor pencetus Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Deli Serdang beberapa waktu lalu.

"Jhoni Allen itu bersama saya pertama kali yang mengawal SBY, SBY itu diperlakukan Pak Jhoni Allen seperti dewa lho," ungkap Marzuki, dikutip pada Sabtu (28/1/2023).

"Saya ingat waktu kampanye di Bali, jalan ke arah itu tuh ada lumpur. Dia angkat batu untuk jalannya SBY, (memberi jalan agar) tidak becek, luar biasa Jhoni Allen," imbuhnya.

Menurut Marzuki, hal ini terjadi pada 2004 silam.

"Saya yang menyaksikan, dia beli batu itu, dia angkut sendiri, dia pasang untuk jalannya SBY, karena pikiran 'ini dewa yang akan jalan', sampai begitu pemikiran Jhoni Allen," ucapnya.

Namun mirisnya, seluruh perjuangan itu berujung dengan pemecatan.

"Karena komunikasi yang buntu, harusnya seperti mereka ini pejuang sejak awal, ajak bicara. Ada hal yang berbeda itulah demokrasi," kata Marzuki.

Apalagi karena pelaksanaan KLB adalah hal yang dibenarkan berdasarkan konstitusi dan peraturan yang berlaku, karena itulah, Marzuki tidak sepakat juga dengan penyebutan aktor-aktor KLB dari internal Partai Demokrat sebagai perampok.

"Karena dalam Anggaran Dasar disebutkan boleh KLB, tapi kalau ada orang luar yang melakukan KLB dibilang perampok ya sah-sah saja. (KLB menurut AD/ART) sah, menurut udang-undang, bahwa kalah menang itu kompetisi, nggak perlu dibilang perampok," tegas Marzuki.

Baca Juga: Jokowi Akhirnya Buka Suara soal Pertemuannya dengan Surya Paloh

Karena itulah, Marzuki tanpa ragu menyebut Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai sosok yang otoriter.

"Kader-kader yang berseberangan hantam, pecat. Itulah faktanya. Saya saja tidak ada klarifikasi, atau dipanggil karena apa, langsung keluarkan SK Pemecatan. Apa kita ingin punya pemimpin seperti itu?" tandasnya.

Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Suara.com.