Menu


NasDem Tegaskan Anies Bukan Petugas Partai

NasDem Tegaskan Anies Bukan Petugas Partai

Kredit Foto: Instagram/Anies Baswedan

Konten Jatim, Jakarta -

Ketua DPP Partai NasDem Effendy Choiri atau Gus Choi menegaskan Anies Baswedan bukanlah petugas jika terpilih jadi presiden, meskipun dia didukung oleh tiga partai politik dalam Pilpres 2024 mendatang.

"Enggak ada istilah (petugas partai). Tidak ada istilah atau narasi kami bertiga ini bawaan Anies sebagai petugas partai. Kita usung sebagai pemimpin nasional Presiden Republik Indonesia, kepala negara, kepala pemerintahan," kata Gus Choi dalam diskusi Adu Perspektif, Rabu (1/2/2023).

Baca Juga: Persaingan Sengit Ganjar Vs Anies di Pilpres 2024

Gus Choi menyebut Anies akan membuat kebijakan-kebijakan sesuai dengan kepentingan publik, termasuk di antaranya adalah membubarkan organisasi yang berlawanan dengan Undang-undang Dasar 1945.

"Dia nanti bekerja satu sesuai dengan undang-undang yang kebijakannya disesuaikan dengan kepentingan publik publik, diantaranya adalah ada mantan-mantan hati ada mantan-mantan FPI Itu," ujar Gus Choi.

"Semua adalah rakyat Indonesia. Semua harus diperhatikan. Semua yang jadi ketetapan hukum seperti komunis sudah dibubarkan. Jadi Anies bukan petugas partai," pungkas dia.

Sebelumnya, Partai Nasdem melalui Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen)-nya Hermawi Taslim memastikan bahwa Front Pembela Islam (FPI) dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) akan tetap dilarang meskipun Anies Baswedan terpilih menjadi presiden pada Pilpres 2024.

Baca Juga: FPI dan HTI Dinilai Jadi Simalakama untuk Anies, Gus Choi Yakin Ormas Ini Baik dan Tidak Merepotkan

Namun, komitmen NasDem untuk tetap membubarkan FPI dan HTI dinilai tidak seusai nama Koalisi Perubahan. Pasalnya Anies masih menggunakan pola yang sama dengan yang dilakukan pemerintah Jokowi dalam menangani ormas-ormas tersebut.

"Misalnya teman-teman Nasdem ataupun nanti mungkin diamini oleh Demokrat dan PKS juga akan menggunakan pola yang sama dengan yang dilakukan pemerintah Jokowi dalam menangani ormas-ormas yang dianggap menggunakan jargon-jargon agama berlebihan, overdosis beragama, ya tidak ada itu yang disebut dengan perubahan," kata pengamat politik Adi Prayitno.

Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan



Berita Terkait