Menu


Dianggap Tak Memiliki Capres Potensial, Pengamat: Kader Golkar Jadi Cawapres Anies

Dianggap Tak Memiliki Capres Potensial, Pengamat: Kader Golkar Jadi Cawapres Anies

Kredit Foto: Antara/Reno Esnir

Konten Jatim, Jakarta -

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menyoroti pertemuan Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (NasDem) Surya Paloh dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto beberapa waktu lalu.

Menurutnya, pertemuan itu memang membuka peluang koalisi di kedua pihak. Dedi pun menilai adanya peluang Golkar menjadi calon wakil presiden (Cawapres) Anies Baswedan.

"Pertama, Golkar diberi peluang bergabung dengan koalisi Perubahan, terlebih Golkar juga KIB tidak memiliki tokoh potensial di skema capres, dengan porsi suara di kabinet saat ini. Golkar dimungkinkan memiliki peluang menjadi cawapres dari Anies," kata Dedi dalam keterangan, Kamis (2/2/2023). 

Baca Juga: Dulu Berhasil Jatuhkan Kekuatan Ahok, Dukungan FPI dan HTI Melekat Pada Anies Baswedan

Kemudian yang kedua, pertemuan tersebut diduga dilakukan Nasdem untuk meminta dukungan Golkar, sekaligus galang kekuatan lawan dominasi PDIP, baik dominasi di Pemilu maupun di kabinet. 

Jika terjadi kesepakatan, dan koalisi perubahan mendapat tambahan Golkar, peluang kekalahan PDIP menguat, bahkan jika usung Jokowi kembali sekalipun. Namun, terkait dengan dinamika koalisi, Dedi melihat belum akan ada kejutan seusai pertemuan tersebut.

"Sebenarnya, waktu saat ini belum akan banyak kejutan, mengingat semua partai masih memiliki waktu untuk menimbang akan bergabung dengan siapa," ucapnya.

Baca Juga: Tak Percaya Anies Bersih dari Politik Identitas, Grace Natalie Beri Tantangan: Bapak Berani Enggak Bilang Tak Butuh Dukungan FPI dan HTI?

Golkar saat ini bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama PPP dan PAN. Sementara Nasdem di Poros Perubahan bersama Demokrat dan PKS.

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Republika.



Berita Terkait