Kedekatan Presiden Jokowi dengan pimpinan Partai Gerindra Prabowo Subianto juga memengaruhi dukungan yang berasal dari rakyat langsung. Hal itu terlihat dari sikap politik para relawan Jokowi yang kini mencintai Prabowo. Di Yogyakarta, misalnya, Prabowo mendapat banyak dukungan dari para relawan Jokowi.
Padahal, di Pilpres lalu, Yogyakarta merupakan salah satu kantong suara Jokowi. Saat itu, Jokowi bersama Kiai Ma’ruf Amin menang telak dengan perolehan 69,5 persen suara mengalahkan Prabowo-Sandiaga Uno. Jokowi meraih 1,6 juta suara, sementara Prabowo mendapat 742 ribuan suara atau sekitar 30,5 persen.
Baca Juga: Penyebab Ketatnya Ganjar Melawan Anies di Pilpres: 16,2 Persen Belum Memutuskan
Namun sekarang, di daerah kekuasaan Sri Sultan Hamengkubuwono X itu, peta suara sudah berubah. Hal ini bisa dilihat dari hasil Musyawarah Rakyat (Musra) relawan Jokowi XVI di Yogyakarta baru-baru ini. Dalam Musra tersebut, Prabowo terpilih sebagai capres pilihan relawan Jokowi, mengalahkan Ganjar Pranowo. Prabowo mendapat 1.074 suara atau 30,19 persen dari total 3.557 suara. Di tempat kedua ada Ganjar Pranowo 25,50 persen dan Airlangga Hartarto 20,16 persen.
Di posisi cawapres, Mahfud MD menempati urutan teratas dengan raihan 21,79 persen. Disusul Moeldoko 21,42 persen. Lalu, Ridwan Kamil 10,12 persen, Arsjad Rasjid 8,66 persen, Sandiaga Uno 8,60 persen, Anies Baswedan 7,39 persen, Erick Thohir 6,47 persen, Puan Maharani 6,30 persen, Muhaimin Iskandar 4,95 persen, Yenny Wahid 2,56 persen, dan lainnya 1,74 persen.
Kenapa Prabowo bisa menang? Ketua Panitia Nasional Musra Indonesia, Panel Barus menjelaskan, peserta Musra Yogyakarta cenderung menginginkan capres yang berani, tegas, dan berwibawa. Namun, ada juga para relawan yang menginginkan capres dengan karakter jujur, bersih, dan merakyat. Mereka juga menginginkan pemimpin yang berpengalaman dan dermawan.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO
