Menu


Belajar dari Kisah Nabi Zakaria dan Maryam, dr Zaidul Akbar: Allah Menganugerahi Keturunan pada yang Dikehendaki

Belajar dari Kisah Nabi Zakaria dan Maryam, dr Zaidul Akbar: Allah Menganugerahi Keturunan pada yang Dikehendaki

Kredit Foto: YouTube/dr. Zaidul Akbar Official

Konten Jatim, Jakarta -

Pendakwah dan praktisi pengobatan sunnah, dr. Zaidul Akbar menyinggung soal kisah Nabi Zakaria AS dan Maryam ketika berceramah soal keturunan. Dijelaskan olehnya, Allah memberikan keturunan atau anak kepada siapa pun yang dikehendaki-Nya.

Nabi Zakaria, tutur dr. Zaidul, diberikan keturunan saat usianya sudah cukup tua dan istrinya sudah menopouse, serta Maryam yang mendapat keturunan meski tak memiliki pasangan.

Hal itu bisa terjadi dengan kuasa Allah.

Baca Juga: Sebut Anak sebagai Perhiasan Dunia, dr Zaidul Akbar: Keinginan Punya Keturunan Jangan Sampai Mengganggu Keimanan

"Bagaimana seorang Nabi Zakaria AS bisa mendapatkan keturunan dalam usia yang sudah sangat tua, bahkan istrinya sudah menopause. Bagaimana seorang Maryam yang bisa dianugerahi keturunan oleh Allah tanpa ada pasangan. Ini bagi Allah sebenarnya mudah-mudah saja," ujarnya dalam kanal YouTube dr. Zaidul Akbar Official, dikutip Konten Jatim pada Senin (13/2/2023).

Diterangkan olehnya, untuk pasangan yang ingin punya anak atau memperbanyak keturunan, bisa memperbanyak istigfar.

Namun, ia menegaskan bahwa perihal keturunan merupakan hak prerogatif Allah sepenuhnya.

Kepada pasangan atau orang yang masih urung dikaruniai momongan, dr. Zaidul menyarankan untuk tak ambil pusing.

Menurutnya, Allah memberi keturunan pada siapa saja yang dikehendaki-Nya.

Tak hanya itu, dr. Zaidul juga menuturkan bahwa anak itu hanyalah perhiasan dunia.

"Bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini main-main ajalah, perhiasan, termasuk anak-anak juga, karena itu bagian dari karunia, anugerah yang Allah berikan kepada siapa yang Dia kehendaki. Itu poin pentingnya," terangnya.

Baca Juga: Masih Belum Mendapat Keturunan meski Sudah Menikah Lama? dr Zaidul Akbar Beri Nasihat Ini

Jika persoalan keturunan terus dipikirkan, maka dikhawatirkan bisa mengganggu keimanan pada Allah.

"Sehingga keinginan punya anak ini, jangan pernah dimasukkan ke dalam hati, ke dalam perasaan, ke dalam keinginan yang mendalam luar biasa sehingga nanti bisa mengganggu keimanan. Ini pesan pentingnya ya," terangnya.

"Kalau Allah mau kasih, pasti kasih, tenang aja. Jadi tiap hari itu kita happy aja, banyakin minta ampun, istigfar, shodaqoh, seperti itu. Nah ini bagian dari konsep aqidah, kalau aqidah ini kita sudah pahami, maka asyik kita, aman kita, tenang kita, enggak pusing-pusing gitu," tandasnya.