Menu


Ustadz Adi Hidayat: Haji Bukan Untuk Mendapatkan Gelar

Ustadz Adi Hidayat: Haji Bukan Untuk Mendapatkan Gelar

Kredit Foto: Saudigazette

Konten Jatim, Jakarta -

Berangkat haji ke Tanah Suci tentunya menjadi keinginan bagi seorang muslim yang ingin melengkapi rukum islam. Setelah selesai melaksanakan ibadah, orang yang pulang dari Arab biasanya dipanggil dengan gelar Haji atau Hajjah. 

Ustadz Adi Hidayat mengatakan, tradisi penyematan gelar Haji ini seharusnya menjadi pengigat untuk hamba tersebut agar tidak mengulangi sifat buruknya usai pulang dari Tanah Suci. 

Baca Juga: Dahulukan Haji atau Umrah? Simak Jawaban Ustadz Adi Hidayat

Dijelaskan sang ustaz, gelar Haji disematkan karena ibadah ini merupakan puncak dari seluruh ibadah. Namun, menunaikan haji bukan berarti dapat mengubah status manusia sebagai hamba Allah SWT.

"Kalau berhaji, niatnya untuk meningkatkan takwa kepada Allah. Perbaiki diri kita. Bukan untuk merubah status karena statusnya tetap karena ibadah itu tidak diberikan gelar. Tak ada ibadah yang mendapatkan gelar," ujar UAH.

"Kenapa Haji diletakkan Haji di situ? Karena ini puncak ibadah. Ibadah itu dibagi tiga, ibadah fisik, ibadah harta, dan ibadah fisik-harta. Haji menggabungkan keduanya, harta dan fisik," lanjutnya.

Karena haji merupakan penggabungan ibadah, maka pahala bagi haji yang mabrur adalah surga. 

"Orang yang tidak punya harta tak mungkin menunaikan haji. Begitu juga dengan fisik," tambah Ustadz Adi Hidayat.

"Mustahil bisa haji kalau gak ada harta untuk berangkat. Mustahil bisa tawaf kalau tak ada kemampuan fisik. Karena itu haji mambrur tidak ada pahala yang sepadan kecuali surga," tegasnya.

Penggunaan istilah haji mabrur kerap kali disalahpahami oleh sebagian umat muslim. Haji mambrur sebenarnya bukan semata-mata diberikan kepada mereka yang ibadahnya diterima oleh Allah SWT. 

Baca Juga: HNW: Biaya Haji Seharusnya Turun Menjadi 47 Juta 

"Haji mabrur adalah mereka yang mampu meninggalkan sifat buruk setelah pulang dari Tanah Suci," ujar ustaz.

"Mambrur itu dari kata birrun. Birrun itu artinya sifat baik yang muncul setelah jeleknya hilang. Misal orang yang tadinya kasar, pulang haji jadi lembut," jelasnya.