Menu


2 Teori Penggunaan Senjata Api untuk Ungkap Kasus Polisi Tembak Polisi, Gak Mungkin Dilakukan Secara Bertahap, Tapi..

2 Teori Penggunaan Senjata Api untuk Ungkap Kasus Polisi Tembak Polisi, Gak Mungkin Dilakukan Secara Bertahap, Tapi..

Kredit Foto: Dok JPNN.com

Konten Jatim, Jakarta -

Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel mengatakan terdapat dua teori terkait seseorang ataupun personel polisi menggunakan senjata api.

"Teori pertama menjelaskan tentang sistem berpikir yang tertata yang teratur dalam lingkup kepolisian ini diterjemahkan dalam bentuk SOP," ujarnya. 

Menurut Reza, jika sesuai SOP seorang polisi harus melakukan penembakan ke ruang hampa terlebih dahulu.

Kemudian, melakukan penembakan ke bagian tubuh yang tidak mematikan, dan puncaknya adalah ke titik mematikan pada tubuh target. 

Baca Juga: 2 Faktor Penting untuk Ungkap Kasus Polisi Tembak Polisi Agar Masalah Sebenarnya Jadi Jelas dan Tak Terkesan Ditutup-tutupi

Oleh karena itu, menurut Reza jika mengacu pada teori pertama maka penting untuk diinvestigasi, untuk melihat sejauh mana penerapan SOP saat kejadian.

"Coba cek, peluru di ruang hampa mengenai bagian mana, peluru yang ke bagian tubuh yang tidak mematikan di sebelah mana, dan peluru yang mematikan ada di tubuh bagian mana?" ucapnya.

Teori kedua, kata Reza, personil polisi dalam situasi kritis atau situasi genting tidak mungkin untuk mengikuti tahap-tahapan tersebut. 

Ia lalu memberikan contoh, kasus penembakan terhadap Laskar FPI di KM 50 Tol Jakarta-Cikampek dalam situasi yang resikonya adalah hidup atau mati.

"Muskil kiranya bagi siapa pun termasuk personel Polri untuk menembak menggunakan senjata api secara bertahap, tetapi langsung ke bagian tubuh yang dianggap bisa menghentikan lawan," tuturnya. 

Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan

Tampilkan Semua Halaman

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan JPNN.