Menu


Gus Baha: Tawadhu dan Sombong Itu Bedanya Kecil Sekali

Gus Baha: Tawadhu dan Sombong Itu Bedanya Kecil Sekali

Kredit Foto: Instagram/Gus Baha

Konten Jatim, Surabaya -

Kita setuju, kerendahan hati (tawaduk) adalah sikap yang baik. Orang tawaduk biasanya menghiasi karakter mereka dengan kesopanan yang rendah hati. Tawaduk sendiri adalah peniadaan kesombongan. Namun, dua hal yang berlawanan terkadang bisa sangat dekat dengan titik di mana keduanya sulit dipisahkan. Terkadang perilaku yang kita salah sangka sebagai kerendahan hati sebenarnya adalah kesombongan yang tidak disadari.  

Gus Baha menjelaskan perbedaan halus antara rendah hati dan sombong dalam kajian yang diunggah di kanal YouTube Santri Gayeng, Jumat (7/8/2022). Gus Baha memulai uraiannya dengan nasihat para ulama terkenal. Sayyidina Ali Imam Syafii mengatakan hal yang sama. “Laa tashhab man laa yaraaka illa ma’shuman. Yakni, jangan berteman dengan orang yang hanya siap melihat kamu dalam keadaan tidak salah. Itu pecundang.”, ungkap Gus Baha.

Baca Juga: Sedang Merasa Putus Asa? Ini Cara Gus Baha Menghilangkannya

Orang yang tidak mau melihat kesalahan seseorang berarti dia sombong. Sadar atau tidak, hal itu menyiratkan penyangkalan terhadap kodrat manusia yang tidak dapat dilindungi dari dosa. 

Orang yang takut berbuat salah sebenarnya sombong. Keengganan untuk mengajar karena takut melakukan kesalahan adalah ilusi kerendahan hati. Begitu juga misalnya kita tidak mau memimpin orang karena takut salah. Itu adalah kesombongan. Karena apakah kita takut atau tidak, kita tetap melakukan kesalahan.

Orang tidak dapat dipisahkan dari potensi penyalahgunaan. Itulah sifat hamba. Melalui paradigma salah yang tak terhindarkan tentang sifat manusia ini, kita juga belajar memahami kesalahan orang lain, termasuk kesalahan kita sendiri. Karena manusia tidak pernah salah atau lupa.