Menu


Alasan Kedubes Inggris Berani Kibarkan Bendera LGBT di Indonesia, Tak Takut Digeruduk?

Alasan Kedubes Inggris Berani Kibarkan Bendera LGBT di Indonesia, Tak Takut Digeruduk?

Kredit Foto: Instagram/ukinindonesia

Konten Jatim, Jakarta -

Baru-baru ini Kedutaan Besar (Kedubes) Inggris di Jakarta menjadi perbincangan publik. Kedubes Inggris di Indonesia diketahui mengibarkan bendera pelangi yang identik dengan lambang komunitas lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT).

Bendera pelangi tersebut dikibarkan bersandingan dengan bendera union jack yang menjadi bendera Britania Raya. Pengibaran bendera itu dilakukan tepat di hari Anti-Homofobia dunia.

Hal tersebut diunggah melalui akun Instagram resmi Kedubes Inggris di Indonesia, @ukinindonesia pada Rabu (18/5/2022).

Berdasarkan unggahan resminya pada akun @ukinindonesia, Kedubes Inggris mengungkapkan alasan dari pemasangan bendera yang kini viral itu. Inggris berpendapat bahwa LGBT juga layak memiliki hak asasi manusia yang fundamental. 

Dalam rangkaian caption yang amat panjang itu, Kedubes Inggris menegaskan bahwa seseorang dengan orientasi apapun berhak menjalani hidup tanpa adanya diskriminasi dan tekanan. Mereka mengaku akan tetap mendukung dan memperjuangkan hak-hak LGBT. 

Pakar Hukum Internasional Hikmahanto Juwana mengatakan, secara hukum internasional berdasarkan Konvensi Wina tentang Hubungan Diplomatik 1969, apa yang terjadi di area kedubes suatu negara memang tidak dapat dipermasalahkan atau diganggu gugat (inviolable) oleh negara penerima.

Hal itu didasarkan pada adanya kekebalan (immunity). Jadi, hal inilah yang membuat pihak Kedubes Inggris berani mengibarkan bendera LGBT tanpa takut digeruduk.

Baca Juga: Jefri Nichol Minta Maaf ke Komunitas LGBT Gara-gara Pernah Ciuman dengan Laki-laki

Namun demikian, Hikmahanto menyatakan kedubes suatu negara harus menghormati nilai-nilai moral yang berlaku di negara penerima sehingga tidak memunculkan masalah.

Di Indonesia, kata Himahanto, isu LGBT belum bisa diterima secara terbuka dan dianggap bertentangan dengan nilai agama.

"Oleh karenanya Kedubes Inggris sudah sewajarnya menghormati nilai-nilai moral yang berlaku di Indonesia dan tidak secara terbuka mempromosikan LGBT," kata Hikmahanto seperti dikutip dari TVone.



Dikutip dari Suara, pihak Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasy turut menanggapi tindakan Kedubes Inggris tersebut. Ia mengatakan bahwa hal itu sangat tak sensitif dan menimbulkan polemik di tengah warga Indonesia.

Ia juga mengingatkan kepada perwakilan asing untuk dapat menjaga dan menghormati sensitifitas budaya, agama maupun kepercayaan yang berlaku di Indonesia.

Menurut sejarah, bendera pelangi ala LGBT dibuat untuk menggantikan bendera buatan NAZI. Ini pertama kali dikibarkan saat acara Gay Pride pada 25 Juni 1978 lalu di San Fransisco. 

Gay Pride adalah sebuah festival yang digelar setiap tahun di California, Amerika Serikat. Acara ini bertujuan untuk memperjuangkan pengakuan atas status, perkawinan sesama jenis, dan lain sebagainya. 

Perancang bendera LGBT, Gilbert Baker, merupakan seorang seniman, desainer dan pejuang hak-hak LGBT. Pria kelahiran Kansas itu merancang bendera pelangi LGBT atas permintaan Harvey Milk pada 1978. 

Harvey Milk sendiri merupakan seorang politikus gay pertama di Amerika Serikat yang terpilih menempati jabatan publik di California.

Baker memilih warna pelangi dengan alasan cocok sebagai simbol bagi kaum LGBT. Dalam pembuatan bendera, ia juga terinspirasi oleh bendera Amerika Serikat yang menggunakan pola garis-garis dan menurutnya terdapat makna yang dalam bagi para LGBT. 

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024