Menu


Soal Masuk Sekolah Jam 5 Pagi, Loyalis Ganjar Curiga Gubernur NTT Ketularan Kebijakan Aneh Anies di DKI

Soal Masuk Sekolah Jam 5 Pagi, Loyalis Ganjar Curiga Gubernur NTT Ketularan Kebijakan Aneh Anies di DKI

Kredit Foto: Instagram/Eko Kuntadhi

Konten Jatim, Jakarta -

Eks Ketua Umum (Ketum) Ganjarist, Eko Kuntadhi menyoroti kebijakan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat yang memberlakukan masuk sekolah jam 5 pagi bagi siswa SMA dan sederajat.

Menurut Eko, kebijakan dari kader Partai NasDem tersebut aneh dan tak berpikir panjang.

"Artinya kebijakan Viktor Laiskodat ini emang agak-agak aneh, agak-agak lucu," ujar Eko Kuntadhi dalam kanal YouTube 2045 TV, dikutip Konten Jatim pada Kamis (2/3/2023).

Baca Juga: Gubernur NTT Minta Masuk Sekolah Jam 5 Pagi, Eko Kuntadhi Sebut Kebijakan yang Aneh

"Kayaknya emang kebijakan Viktor Laiskodat ini adalah kebijakan yang mikirnya nggak panjang-panjang," sambung loyalis Ganjar Pranowo itu.

Pegiat media sosial itu curiga, kebijakan aneh dari Viktor itu tertular dari kebijakan aneh yang telah dibuat eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan selama menjabat sebagai orang nomor 1 di ibu kota.

"Viktor itu adalah politisi dari Partai NasDem, dan sekarang NasDem mendukung Anies Baswedan sebagai capres. Jadi gue curiga, barangkali ya kebijakan aneh itu mulai-mulai ketularan ini. Ketularan sama berbagai kebijakan-kebijakan aneh di Jakarta," paparnya.

Eko mengungkit kembali kebijakan Anies di DKI yang menurutnya tak dipikirkan secara matang, yakni kebijakan jalur sepeda.

"Jakarta lo tahu sendiri dong, kebijakannya nggak pernah berpikir panjang, cuma secuil aja cara mereka berpikirnya, dan akibatnya banyak kebijakan yang sia-sia," ucapnya.

"Jalur sepeda misalnya di Jakarta, coba lo perhatikan deh dibangun banyak-banyak jalur sepeda, siapa yang gunain?" lanjutnya.

Baca Juga: Kenapa Gubernur NTT Terapkan Aturan Sekolah Jam 5 Pagi?

Jalur sepeda warisan Anies itu, tutur Eko, membuang puluhan miliar uang dari warga DKI, padahal tak ada yang menggunakan jalur tersebut.

"Lu keliling Jakarta deh siang-siang naik mobil, jalur sepeda itu ada di sepanjang jalan, ada nggak orang naik sepeda lewat situ? Kagak ada," paparnya.

"Padahal puluhan miliar duit kita dibuang untuk membangun jalur itu," sambungnya.

Lebih lanjut, kata Eko, jika dahulu niat Anies ingin membiasakan masyarakat DKI bersepeda, seharusnya bukan cuma sekadar membuat jalurnya saja, tetapi bisa dimulai dengan banyak cara, misalnya mewajibkan pegawai Pemda DKI naik sepeda setiap hari ke kantor.

"Yang dia pikirin cuma bikin jalurnya, padahal kalau mau membiasakan masyarakat Jakarta naik sepeda kan bukan cuma sekedar membangun jalurnya, juga membangun atau membiasakan hal-hal yang lain, misalnya mengurangi jumlah kendaraan atau katakanlah seluruh pegawai Pemda DKI diwajibkan naik sepeda setiap hari ke kantor sehingga kemudian komunitas sepeda makin banyak," bebernya.

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO



Berita Terkait