Menu


Keras, Wasekjen Alumni 212 Sebut Sejarah Terparah Kepolisian Hanya Ada Dalam Rezim Jokowi, Begini Katanya

Keras, Wasekjen Alumni 212 Sebut Sejarah Terparah Kepolisian Hanya Ada Dalam Rezim Jokowi, Begini Katanya

Kredit Foto: Novel Bamuknin/Dok Antara

Konten Jatim, Jakarta -

Wasekjen Persaudaraan Alumni (PA) 212, Novel Chaidir Hasan Bamukmin dengan terang-terangan mengungkapkan bahwa sejarah terparah kepolisian telah mewarnai di masa kepresidenan Joko Widodo.

"Segitu sejarah dalam terparah, paling parah kepolisian hanya ada di rezim ini, seorang Irjen bintang dua bisa melakukan pembunuhan," ujar Novel Bamukmin, dilansir dari kanal Youtube Refly Harun, Selasa (13/9/2022).

Hal tersebut diungkapkannya ketika membahas terkait kasus pembunuhan berencana yang dilakukan mantan Kadiv Propam Ferdy Sambo, yang dikaitkan dengan kasus KM 50.

"Gak tanggung-tanggung, dalam sejarah kepolisian Republik Indonesia Seorang perwira tinggi yang begitu kariernya melesat dengan cepat, begitu juga melesat dengan cepat ambruknya, seorang Irjen Polisi Sambo," kata Wasekjen PA 212

Baca Juga: Ferdy Sambo Lakukan Semua Ini Untuk Menutupi Perkara Besar, Irma Hutabarat: Tidak Masuk Akal!

Menurutnya, kebiadaban yang dilakukan Ferdy Sambo serupa dengan kasus KM 50 yang menewaskan 6 laskar Forum Pembela Islam (FPI).

Seperti diketahui, Ferdy Sambo memerintahkan salah satu anak buahnya untuk menembak Brigadir Yosua.

Wasekjen PA 212 itu meyakini bahwa tewasnya enam laskar FPI pada kasus KM 50 tersebut bukanlah perbuatan Ferdy Sambo, namun anak buahnya.

Dirinya mengaitkan antara kasus kematian Brigadir J yang mulanya Ferdy Sambo memerintahkan salah satu ajudannya untuk menembak.

Begitu pula dalam kasus KM 50, Ia menduga Ferdy Sambo yang memberi perintah ke anak buahnya untuk mengeksekusi korban laskar FPI.

"Saya yakin yang mengeksekusi daripada pembunuh 6 laskar itu bukan Sambo, anak buahnya. Hal ini juga dilakukan dengan hal yang sama, sampai sebegitu samanya dengan intruksikan, padahal bisa dilakukan oleh Irjen Polisi," ujarnya.

"Kita gak duga penjahat berdinas, bajingan berdinas memakai institusi negara untuk kepentingan oligarki," pungkasnya.

Baca Juga: Bukan Main Hebatnya, Ferdy Sambo Bikin Petinggi Polri Terbelah Jadi Tiga, Kubu Mana Saja?

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024