Menu


Waduh, Subsidi dari APBN Digunakan Untuk Kepentingan Oligarki? Begini Faktanya

Waduh, Subsidi dari APBN Digunakan Untuk Kepentingan Oligarki? Begini Faktanya

Kredit Foto: Suara.com

Konten Jatim, Jakarta -

Mantan anggota DPD Sumatera Utara, Marwan Batubara secara terang-terangan mengatakan bahwa subsidi dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) digunakan untuk kepentingan oligarki.

"Puluhan triliun dipakai, disiapkan dari APBN sebagai subsidi, tapi yang menikmati itu adalah dunia usaha dan itu lebih banyak oligarki," ujar Marwan Batubara, dilansir dari kanal Youtube Refly Harun, Jumat (16/9/2022).

Menurut Marwan, oligarki memiliki peran yang besar dalam membuat kebijakan-kebijakan, sehingga dirinya menilai bahwa lembaga Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tidak peduli dengan hal tersebut.

Baca Juga: BBM Naik, Apa Iya Gara-gara Subsidi Dicabut? Apa Jangan-Jangan untuk Persiapan Dana Kampanye Pemilu?

Terlebih lagi, Marwan juga mengatakan sebagian besar pengusaha telah menduduki kursi DPR.

"Oligarki ini sangat berperan untuk membuat kebijakan dan DPR juga tidak peduli, karena menurut survei lebih dari 52% itu yang ada di DPR itu adalah pengusaha," sambungnya.

Lebih lanjut, mantan anggota DPD itu membeberkan fakta tentang dana APBN yang menurutnya tidak 'jebol'.

Namun, dana tersebut dialokasikan ke hal-hal yang tidak prioritas, termasuk dalam mengambil keuntungan di proyek IKN.

"Uang itu sebenarnya ada, tapi dipakai untuk yang tidak prioritas atau malah untuk kepentingan oligarki, mendapatkan untung dari IKN," kata Marwan Batubara.

Dengan tegas, Marwan mengatakan permasalahan yang ada tentu dikuatkan dengan fakta yang ada, untuk membuktikan bahwa semuanya ialah demi kepentingan oligarki.

"Kita punya fakta, data yang menunjukkan bahwa mereka (pemerintah) ini bermasalah, mereka pro oligarki," jelasnya.

Baca Juga: Menohok, Pengamat Politik Ini Sebut Jokowi Seolah-olah Ingin Dipuji Gegara Beri Subsidi BBM Pertalite: 'Lho Itu Kewajiban Dia Kok!'

Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan