Polisi tengah jadi sorotan pasca tragedi Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022) malam.
Banyak pihak menilai tragedi tersebut bisa dicegah seandainya polisi tidak menembakkan gas air mata ke arah tribune penonton.
Seperti narasi yang beredar, ditembakkannya gas air mata disebut-sebut jadi pemicu terjadinya kepanikan suporter di tribune karena mengalami sesak nafas.
Baca Juga: Kejutan, Sirkuit Mandalika Tak Lagi Helat MotoGP pada Maret di Musim 2023!
Suporter yang sesak nafas dan panik akhirnya saling berdesak-desakan untuk berebut keluar dari stadion.
Karena saling berebut untuk keluar pada saat yang bersamaan, banyak suporter yang tergencet dan terinjak-injak dan akhirnya tewas.
Jika melihat dinamika yang terjadi di media sosial pasca peristiwa maut tersebut, netizen terbelah jadi dua kelompok.
Klaster pertama adalah yang menyalahkan polisi.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan