Adapun klaster kedua adalah yang cenderung menyalahkan suporter yang tidak menerima kekalahan tim kesayangannya.
Sebelum insiden maut di Kanjuruhan, Arema FC kalah 2-3 dari rival beratnya, Persebaya Surabaya.
Pasca pertandingan, massa suporter Arema masuk ke lapangan dan mendekati pemain dan ofisial tim.
Invasi ke lapangan diawali masuknya 2 orang suporter.
Menurut versi polisi, setelah masuknya 2 orang itu, secara bergelombang suporter lain ikut melakukan hal serupa sampai akhirnya jumlah massa tak terkendali.
Pihak kepolisian menyebut massa tak sekedar masuk ke lapangan, tapi juga menyerang ofisial dan pemain Arema serta berupaya merusak fasilitas stadion.
Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta mengatakan, penembakan gas air mata sudah sesuai prosedur untuk mencegah suporter lain turun ke lapangan walaupun penggunaan alat ini sudah dilarang oleh FIFA.
Baca Juga: Ckckck! Firli Bahuri Disebut-sebut Akan Paksakan Anies Jadi Tersangka Sebelum Tanggal Ini, Kalau Tidak...
Gambaran apa yang sebenarnya terjadi pada malam kelam di Kanjuruhan pada Sabtu malam kemarin mungkin bisa dilihata dari video yang dibagikan oleh akun @AinulNRPutra.
Video ini menampilkan secara rinci momen-momen sebelum suporter masuk ke lapangan sampai akhirnya terjadi chaos dan polisi menembakkan gas air mata.
https://t.co/1A53Mgc4XX yg di ceritakan sama seperti yg ada di video ini, turut berdukacita kawan kawan Aremania ????
— Ainul N Rahimsyah Putra (@AinulNRPutra) October 1, 2022
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan