Menu


Turun Gunung! Jamuan Makan Siang Surya Paloh, Prabowo Pasrah: Capres Tak Harus Saya, Siapa Saja

Turun Gunung! Jamuan Makan Siang Surya Paloh, Prabowo Pasrah: Capres Tak Harus Saya, Siapa Saja

Kredit Foto: (Dok: Frasksi NasDem)

Konten Jatim, Jakarta -

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menghadiri jamuan makan siang Ketua Umum Partai Partai Nasional Demokrat (NasDem) Surya Paloh, Rabu, (01/02/2022). 

"Tidak ada agenda khusus saya diundang kawan saya ya saya datang. Ya makan siang (bareng)," kata Prabowo.

Usai menemui Ketua Umum Partai Nasional Demokrat Surya Paloh dan jajaran di NasDem Tower, Jakarta, Prabowo mengatakan, kriteria capres versinya adalah Warga Negara Indonesia, sehat jasmani dan rohani, dan sebagainya. 

Ucapan Prabowo itu sontak disambut gelak tawa elite Gerindra dan NasDem yang turut hadir dalam sesi konferensi pers.

Baca Juga: PenyebabElektabilitas Airlangga Hartanto Mampu Salip Prabowo dan Ganjar


"Tapi intinya saya kira, kita harus ada sosok yang sungguh-sungguh komit dan setia kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, seutuhnya, tidak sebagai mantra, tapi seutuhnya. Saya kira itu kriteria paling penting," kata Prabowo.

Prabowo kemudian ditanya kembali, apakah dengan kriteria seperti yang dia ucap berarti capres tidak harus Prabowo lagi. Apa jawaban Prabowo?

"Ya tidak usah. Tidak harus Prabowo, siapa saja, masa republik ini. Jadi begini ya, saya ini belajar dari sejarah, dari suatu republik yang baik adalah kewajiban setiap warga negara yang mampu fisik, intelek, jasmani, dan kondisi ekonomi dirinya dan keluarganya wajib untuk menawarkan dirinya kepada negara dan bangsa, jadi wajib," ujar Prabowo.

Baca Juga: JokowiSebaiknya Copot Menteri yang Sudah Sibuk Safari Politik

Ia juga mengadakan pertemuan dengan Surya di Hari Lahir Pancasila yang diperingati 1 Juni 2022.  Ia juga mengenakan pakaian bernuansa batik itu kemudian menjelaskan kedatangannya ke NasDem Tower untuk bersilaturahmi dan makan siang bersama. []

Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan