Hasil laboratorium gas air mata saat peristiwa Tragedi Kanjuruhan sudah keluar.
Hal ini dijelaskan oleh Komisioner Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Choirul Anam.
"Proses hasilnya sudah ada, cuma memang butuh untuk pembanding," kata Anam kepada wartawan di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Senin (24/10/2022).
Anam menyebut sebagai pembanding dikarenakan saat para supporter Aremania butuh pakaian ketika gas air mata ditembakkan.
Namun, dipakaian tersebut masih ada sisa gas air mata yang menempel. Sehingga, lanjut dia, tim sudah berhasil mengambil sampel dari supporter berupa jaket.
"Kemarin kami dapat jaket walaupun itu terlalu besar, sehingga memang kita lagi mencari pembanding yang lebih kecil," ujar dia.
Proses uji laboratorium yang dilakukan oleh Komnas HAM yang bekerjasama dengan Arema FC, maka dari itu gas air mata merupakan sampel utama.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024