Menu


Pimpinan BPK Sinyalir Ini Penyebab BUMN Ogah Jadi Sponsor Formula E

Pimpinan BPK Sinyalir Ini Penyebab BUMN Ogah Jadi Sponsor Formula E

Kredit Foto: fiaformulae.com

Konten Jatim, Jakarta -

Pimpinan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Achsanul Qosasi mengomentari mengapa BUMN tak andil dalam memberikan sponsor kepada ajang Formula E.

Achsanul menyampaikan pernyataan itu dalam cuitan di akun Twitternya @AchsanulQosasi setelah Ahmad Sahroni menyindir BUMN yang ogah beri sposor Formula E.

Achmad Sahroni yang merupakan seorang pengusaha sekaligus politisi Indonesia itu merasa geram dengan BUMN.

Bahkan untuk membantu kesuksesan ajang tersebut, Sahroni rela menggelontorkan dana Rp 1,2 miliar memborong tiket Formula E yang diperuntukkan untuk tim pribadinya.

Achsanul yang mengetahui bahwa Sahroni menyindir pedas BUMN pun memberikan cuitan sambil men-tag akun milik Sahroni.

"Sabar saja Bro.. Semoga Sukses," ketik Achsanul.

BACA JUGA: Daftar Stasiun TV Nasional yang Siarkan Balap Formula E, Mulai Sabtu Besok Jam 10.40 WIB

Selain itu menurutnya, BUMN disinyalir tak ikut beri sponsor Formula E sebab saat ini Badan Usaha Milik Negara itu tengah berusaha efisien.

"Event International biasanya BUMN terlibat, mungkin saat ini mrk sdg berusaha effisien. @ahmadsahroni88," lanjutnya.

Setelah menanggapi hal tersebut, beberapa warganet di Twitter ikut mengomentari.

Ada yang berpendapat BUMN tidak adil setelah memberi sponsor MotoGP namun tidak dengan Formula E, padahal sama-sama membawa nama Indonesia ke dunia.

"Bayangkan saja bang, 3,8 Trilyun digelontorkan untuk MotoGP Sementara untuk Jkt EPrix yang juga mengharumkan nama Indonesia di mata dunia, hanya dibarter?? Apa orang ga akan berpikir 'mereka' lebih mendahulukan kepentingan pribadi/golongan diatas kepentingan bangsa & negara?," ketik akun @BigDad*****.

BACA JUGA: Akhirnya Dibongkar! Panitia Formula E 'Lelet Ajukan Proposal' Makanya Pemerintah Ogah Sponsori

Selain itu ada juga yang setuju dengan pernyataan Achsanul.

"Sepakat. Saya sih berharap dlm kondisi BUMN yg merugi, banyak utang, tak perlu ikut mensponsori kegiatan apapun. Tak perlu @KemenBUMN gagah2an menjadi sponsor, ketika BUMN kita dlm kesulitan Duit," ujar @Gol******r.

Beberapa komentar juga menyindir BUMN tengah merugi.

"Efisien apa nggak punya duit lagi ya? Anyway, yg paling mungkin si adalah sudah jadi alat politik.Yg nggaak mungkin dong di bagi2 ma oposannya pusat," @buki****i.

Sebagai informasi, dua perusahaan BUMN pada bulan Mei tahun ini sempat mengalami kerugian yang cukup besar hingga triliunan rupiah.

Keduanya yakni, Pertamina yang merugi Rp191 trilliun dan PLN Rp71 triliun.

Hal ini disebabkan tingginya harga komoditas energi seperti batu bara dan minyak mentah yang rupanya menjadi bahan baku produksi kedua BUMN.

Harga minyak mentah dunia yang naik namun tidak dibarengi dengan kenaikan harga BBM inilah yang membuat Pertamina merugi.

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024