Menu


Fahri Hamzah Merasa Terusik, BUMN Ugal-ugalan di Mandalika Tapi Empot-empotan di Jakarta

Fahri Hamzah Merasa Terusik, BUMN Ugal-ugalan di Mandalika Tapi Empot-empotan di Jakarta

Kredit Foto: Instagram/@fahrihamzah

Konten Jatim, Jakarta -

Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah mengatakan Badan Usaha Milik Negera (BUMN) ugal-ugalan di MotoGP Mandalika, tapi tidak untuk Formula E, Jakarta.

Hal ini disampaikannya merespons BUMN yang tak ikut mensponsori pergelaran Formula E, yang sedang menjadi trending topik di Tanah Air. 

"Sehingga aku juga mengerti kenapa BUMN ugal-ugalan di Mandalika dan kenapa BUMN empot-empotan di Jakarta," tulis Fahri Hamzah dalam akun Twitternya, Jumat, (03/06/2022).

Ia juga mengatakan setiap peristiwa atau perhelatan besar di Tanah Air selalu yang muncul dalam pikiranya adalah keuangan atau anggarannya.

"Yang aneh di kepalaku adalah, kenapa kalau ada satu peristiwa yang selalu muncul paling besar di kepalaku adalah penggunaan uang negara dan fasilitas negara. Ini juga aku nggak paham Mengapa itu yang utama aku pikirkan...!," lanjut Fahri Hamzah.

Meski begitu ia juga mengaku tak menyaksikan secara langsung pergelaran MotoGP dan Formula E. 

"Mandalika aku gak nonton Jakarta aku juga gak nonton Jadi aku gak paham...," katanya.

Ia juga mempertanyakan kepada BUMN untuk kembali menanamkan keyakinan akan kesatuan bangsa Indonesia.

Baca Juga: Kayak Nama Sate, Inilah Jenis Mobil yang Ditumpangi Anies Baswedan di Sirkuit Formula E, Harganya Bikin Terkaget-kaget

"BADAN USAHA MILIK ????. Bisakah kita hadirkan kembali optimisme?" ucapnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa tantangan saat ini adalah pesimisme (mengangap segala sesuatu buruk dan jahat).

"Memang tantangan kita sekarang adalah pesimisme pemimpin yang gagal melihat betapa besar dan cemerlangnya masa depan kita tapi karena kesulitan mencerna akhirnya semuanya menjadi pesimisme belaka. Pemimpin yg menjadi sumber pesimisme adalah lebih dari 50% masalah kita," ucapnya.

Fahri Hamzah juga mengatakan jangan sampai pesimisme itu bersumber dari ketidakmampuan membaca realitas hari hari ini dan kemudian menjadi sebab bagi pesimisme terhadap masa depan. 

"Kita tidak punya waktu untuk pesimis kecuali kita terpaksa melayani pesimisme pemimpin," katanya. 

Dalam twitnya ia menyampaikan bermacam-macam keluhan itu menggambarkan bahwa pada generasi tua bangsa ini, ada semacam keterputusan aspirasi dengan keadaan dan generasi masa depan. 

Mereka, kata Fahri, sepertinya mengkhawatirkan satu persoalan lain yang berbeda dengan yang dikhawatirkan oleh generasi sekarang.

"Ada yang mengatakan bahwa demokrasi kita semakin lama semakin liberal, ada yang mengatakan bahwa perpecahan semakin kasar, ada juga yang mengkhawatirkan masa depan bangsa ini jika dia sudah tidak ada. Dan yang unik adalah karena yg mengatakan itu berada dalam pemerintahan," lanjutnya. 

"Dan menarik untuk kita melihat dan mendengar apa yang terjadi dalam pertemuan itu, mereka menyebutnya halal bihalal atau silaturahmi," ucapnya.'

Baca Juga: Hingga Formula E Resmi Digelar, Giring Masih Jadi "Buronan" Warga di Dunia Maya

Tapi, Menurut Fahri Hamzah yang perlu dicermati adalah ketika semua percakapan mereka mengandung semacam pesimisme terhadap masa depan.

"Beberapa hari ini, kita melihat beberapa senior bangsa bertemu dan berbicara," tuturnya.

Menarik tentunya, lanjutnya, bagi sebuah bangsa melihat pertemuan meskipun tidak terlalu punya efek langsung pada proses politik tapi secara psikologis memberi latar dalam melihat suasana kejiwaan bangsa. []

Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan