Presiden Jokowi menyinggung soal kriteria sebagai calon presiden (capres) dalam perayaan HUT Partai Golongan Karya (Golkar) yang ke-58 pada Oktober silam.
Ia menilai jika seorang presiden harus memahami ekonomi makro-mikro. Hal itu lantas dibantah oleh Pengamat Politik Rocky Gerung.
Ia menyebut pemahaman soal ekonomi linkage atau keterkaitan antara makro-mikro justru harus lebih diperhatikan.
Hal itu disebutnya lantaran jika mengikuti jalan pikiran Jokowi, realitas makro dan mikro pada kondisi perekonomian Indonesia tak seimbang.
Menurutnya, pencapaian-pencapaian yang selama ini muncul di permukaan justru hanya berfokus pada ekonomi makro saja.
“Tetapi kalau presiden ngomong yang ditunjukkan makronya, angka makronya, 5,5 persen itu nunjukin apa? kalau hanya memastikan bahwa agregatnya 5,5 persen dan itu lebih baik dari negara-negara lain iya itu buat apa?,” ujarnya dalam perbincangan bersama Hersubeno Arief pada Minggu (6/11/2022).
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024