Menu


Gila! Umat Buddha yang Mau Sembahyang di Borobudur Ternyata Juga Kena Tarif Rp 750 Ribu, Ini Buktinya

Gila! Umat Buddha yang Mau Sembahyang di Borobudur Ternyata Juga Kena Tarif Rp 750 Ribu, Ini Buktinya

Kredit Foto: ANTARA FOTO/Anis Efizudin/rwa.

Konten Jatim, Jakarta -

Wacana pemerintah yang hendak menaikan harga tiket masuk Candi Borobudur menjadi Rp 750 ribu menuai kritikan dari banyak pihak.

Tak terkecuali mantan Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin yang turut memberikan kritikan atas langkah yang diambil pemerintah tersebut.

Lukman menyayangkan langkah pemerintah yang hendak menaikan harga tiket masuk Candi Borobudur menjadi Rp 750 ribu.

Ia mengatakan bahwa kenaikan harga yang terbilang mahal itu sangat memberatkan bagi umat Buddha yang akan beribadah di Candi Borobudur.


"Rencana naikkan tarif masuk Candi Borobudur menjadi Rp750.000,- amat memberatkan umat Buddha yg akan beribadat di sana," kata Lukman, dikutip Konten Jatim dari akun Twitter @lukmansaifuddin.

Lukman sebenarnya menyambut baik dan sepakat dengan langkah pemerintah yang hendak membatasi pengunjung Candi Borobudur.

Baca Juga: Dukung Kenaikan Harga Tiket Candi Borobudur, Loyalis Jokowi-Ahok Malah Sarankan Masuk Istiqlal dan Katedral Pakai HTM Rp 250 Ribu

Namun menurutnya, ia akan sepakat apabila hal itu diatur berdasarkan urutan pendaftaran bukan kemampuan finansial.

"Pembatasan pengunjung adalah langkah tepat. Namun bisa berdasar urutan pendaftaran, bukan kemampuan finansial," terangnya.

Tak hanya itu, Lukman juga menyatakan bahwa kemerdekaan harus terjaga pada setiap umat yang hendak beribadah.

"Kemerdekaan beribadah harus terjaga. #Borobudur," ujarnya.

Lebih lanjut, Lukman juga turut menanggapi komentar netizen yang menyebut umat Budha tak harus membayar untuk beribadah di Candi Borobudur.

Lukman menegaskan bahwa komentar netizen itu keliru, sebab menurutnya hingga saat ini umat Budha masih dikenakan tarif masuk sekalipun akan beribadah di Candi Borobudur.


"Ketentuan tertulisnya masih dipungut biaya bagi umat Buddha yg akan beribadah di sana," lanjutnya.

Baca Juga: Polemik Tiket Borobudur, Gun Romli Sebut Cuman Orang Kaya yang Bisa Injak Candi, Kata Denny Siregar: Ga Perlu Naik, Dari Luar Aja

Sebelumnya, terkait umat Budha yang dikenakan tarif biaya masuk ke Candi Borobudur juga sempat diungkap Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Hal itu terjadi di tahun 2014 silam, di mana Ganjar sangat menyayangkan adanya biaya yang dikenakan oleh pengelola terhadap umat Budha yang hendak beribadah.

"Dulu sudah saya sampaikan ke Wakil Presiden dan Menteri Agama saat itu untuk dibuatkan tempat khusus bagi umat Budha sehingga saat beribadah tidak perlu membayar," kata Ganjar seperti dikutip Konten Jatim dari Antara.

Meski demikian, pada kenyataannya hingga saat ini umat Budha yang hendak beribadah di Candi Borobudur masih dikenakan biaya masuk.

Hal ini kemudian menambah kebingungan dikalangan umat Budha. Seperti yang ditulis netizen @kris*** yang heran harus membayar mahal untuk masuk ke rumah ibadah.

"Kita umat Buddha jadi bingung, masa mau masuk tempat ibadah harus bayar mahal," tulisnya.

Cuitan senada juga diungkapkan oleh netizen lainnya tampak kebingungan dengan kebijakan terbaru dari pemerintah tersebut.

"Itupun bagi yang mampu, gimana sama yang maaf kurang mampu? gak ibadah deh," tulis akun @MNovita***.

"Lah iya, seharusnya umat Buddha gratis, ini kan salah satu tempat ibadahnya," tulis akun @Ar_ru***.

"Waaah.. Jika memang demikian.. Seharusnya kalau ada pengunjung yang datang niatnya untuk Ibadah bukan liburan.. Harusnya harganya dimurahin..Syaratnya  tinggal tunjukin KTP aja," tulis akun @bang_thano***.




Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO