Perusahaan China yang mengeruk nikel dari Indonesia itu disebutnya tidak dikenai pajak alias bebas pajak.
Selain itu, seluruh pekerja yang dipekerjakan di tambang nikel bukanlah pribumi atau masyarakat Indonesia pada seharusnya, melainkan pekerja asal China.
Bahkan tak hanya pekerja, mesin yang dipakai hingga lembaga keuangan (bank) yang dipakai juga seluruhnya dari negaranya sendiri.
Dengan bahan baku yang diperoleh secara cuma-cuma, kata Said, China bisa mengeruk keuntungan yang jauh lebih besar dari tambang nikel di negara lain.
Namun, nyatanya keberadaan mereka masih aman dan kegiatan pertambangan tetap berjalan lancar di Indonesia. Hal itu, kata Said, terjadi karena perusahaan-perusahaan itu dibela oleh para penguasa negara.
“beli bahan baku dg harga sangat rendah shg bayar royalty murah, selalu dibela dan dilindungi oleh penguasa,” tulisnya dalam twit pada Selasa (22/11/2022).
Sehingga, alih-alih pergi, mereka malah nyaman tanpa berpikir adanya penalty dari pemerintah Indonesia karena sudah terjalin kerja sama dari keduanya.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan