Sayangnya, Anies tak bisa keluar dari framing itu karena ia terus -terusan dipaksa untuk masuk kembali.
Orang-orang yang memaksa Anies untuk masuk ke dalam framing tersebut adalah para pengkritik dan para penghinanya.
“Disuruh masuk terus sama para pengkritiknya, para penghinanya, agar dia tetap sah dikatakan sebagai Bapak Politik Identitas,” jelasnya.
Baca Juga: Kata Abu Janda, Ini Perbedaan Umat Islam yang Jadi Pendukung Anies vs Pendukung Prabowo
Refly juga mengatakan bahwa para pengkritik Anies sejujurnya takut untuk berdebat langsung sehingga menciptakan framing tersebut.
Menurutnya, berdebat dengan Anies Baswedan cukup sulit sehingga cara paling tempat untuk mengkritik Anies adalah penciptaan label politik identitas.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO