Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming merespon twit dari Ustadz Ahmad Anjai yang sempat memakinya.
Meskipun meminta maaf, Gibran mempertanyakan alasan kemarahan dari Direktur Lembaga Dakwah MPP ICMI Muda tersebut.
“Maaf pak. Kenapa bapak marah? Kasusnya benar2 sudah ditangani yg berwajib,” tulis Gibran pada Jumat (25/11/2022).
Baca Juga: Gibran jadi Saksi Kedekatan Ganjar-Puan Pas Lagi di Solo, Seneng Lihat Keduanya Akur karena Ini
Ia pun menjelaskan bahwa pihak kepolisian tidak hanya menangani kasus tersebut, tetapi pelaku juga sudah ditangkap.
Lantas, anak dari Presiden Jokowi itu masih mempertanyakan di mana letak kesalahannya sehingga membuat pemilik akun tersebut marah.
Maaf pak. Kenapa bapak marah? Kasusnya benar2 sudah ditangani yg berwajib. Pelakunya sudah ditangkap juga. Salah saya apa? https://t.co/hO2qbMQOVj
— Gibran Rakabuming (@gibran_tweet) November 25, 2022
“Salah saya apa?” tanya Gibran.
Sebelumnya, Ustadz Ahmad Anjai Al Baroesy sempat menyoroti respon Gibran Rakabuming terkait kasus kekerasan dan penganiayaan yang dilakukan oleh oknum TNI dan sipil.
Menurutnya, respon Wali Kota Surakarta itu sangat tidak berempati kepada para korban penganiayaan.
“Kok bisa jawab kau! @gibran_tweet hanya bilang OK udah beres? Apa tak ada jawaban yang lebih menunjukkan sikap empati?” tanyanya melalui akun @baroesy pada Jumat (25/11/2022).
Twit yang ia anggap sangat tidak berempati itu sendiri berawal dari Gibran yang di-mention oleh salah satu pemilik tempat Karaoke di Boyolali.
Sayangnya, Ustadz Ahman Anjai salah paham dan membuat dirinya berakhir mendapat serangan komentar pedas dari warganet.
Kok bisa jawab kau! @gibran_tweet hanya bilang . OK udah beres? Apa tak ada jawaban yang lebih menunjukkan sikap empati? Apakah Vidio ini tengah memperlihatkan masalah sepele? Inilah ulah-ulah yang mengakibatkan Allah SWT, murka ???????????? mudah saja main pukul, hajar,@tvOneNews ???????? https://t.co/HcWpS4Txob
— DR. Ahmad Anjai Al Baroesy, M.P (@baroesy) November 24, 2022
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO