Pihak kepolisian masih terus mendalami motif Dhio Daffa Syadilla, anak kedua yang mengakui membuat satu keluarga tewas di Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah.
Plt Kapolres Magelang AKBP Mochammad Sajarod Zakun menuturkan bahwa ini adalah percobaan kedua yang dilakukan pria 22 tahun itu.
Sebelumnya pada Rabu (23/11), Dhio mencoba meracuni keluarganya dengan mencampurkan racun arsenik ke es dawet, namun gagal karena dosis yang terlalu rendah.
Ia kemudian membeli sianida, yang dibelinya secara online pada Jumat (25/11) untuk dipakai pada percobaan pembunuhan keduanya pada Senin (28/11).
Untuk mengelabui aksi jahatnya itu, racun sianida tersebut tidak dikirim secara langsung ke rumahnya, melainkan Dhio mengambilnya langsung di tempat kurirnya.
"Dapat kami sampaikan bahwasanya yang bersangkutan belanja secara online, namun barang itu tidak ditujukan ke rumah, namun diambil oleh yang bersangkutan secara langsung di tempat kurirnya," ujar Sajarod seperti dikutip dari tayangan kanal YouTube tvOneNews.
Pihak kepolisian menuturkan bahwa motif Dhio memakai racun untuk membunuh keluarganya adalah karena inisiatif sendiri.
"Yang bersangkutan sendiri melakukan perbuatannya tidak ada saran maupun ide dari orang lain," lanjut Sajarod.
Mengenai uang untuk membeli racun, polisi menduga bahwa itu bukan uang pribadi Dhio, karena hingga saat ini dia belum bekerja.
"Untuk uang sepertinya bukan uang pribadi, karena yang bersangkutan sendiri sampai dengan hari ini tidak bekerja. Sepertinya mendapatkan dari minta daripada kedua orang tuanya," ujarnya.
Diketahui, satu keluarga yang terdiri dari tiga orang ditemukan tewas di kediamannya di Kecamatan Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah pada Senin (28/11).
Korban tersebut terdiri dari ayah A (58), ibu H (54), dan anak DC (25).
Sang asisten rumah tangga (ART) korban, Sartinah (45) menemukan korban pada pukul 07.30 WIB.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO