Menu


Gak Kelar-kelar, Kader Demokrat Ini Ikutan Nyentil Benny Rhamdani: Harusnya Presiden Gak Kasih Ruang Orang Bar-bar Kayak Dia

Gak Kelar-kelar, Kader Demokrat Ini Ikutan Nyentil Benny Rhamdani: Harusnya Presiden Gak Kasih Ruang Orang Bar-bar Kayak Dia

Kredit Foto: BP2MI

Konten Jatim, Surabaya -

Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra ikut menanggapi ucapan Benny Rhamdani yang mau mengajak tempur kubu lawan dan meminta Jokowi menindak tegas para pembenci presiden dan pemerintah.

Sebelumnya, ucapan itu Benny sampaikan pada pertemuannya dengan Jokowi usai gelaran Gerakan Nusantara Bersatu pada Sabtu (26/11) lalu.

Menyinggung yang disampaikan Benny, Herzaky mengatakan bahwa jalan politik yang baik adalah dengan beradu ide, solusi, dan rekam jejak. Bukan malah melakukan intimidasi pada proses demokrasi.

Baca Juga: Usai Klarifikasi Soal ‘Tempur’ Bareng Kadrun, Kader PKS yangDoyan Kritik Jokowi Ini Masih Serang Benny Rhamdani: Pernyataan Toxic!

“Politik itu adu gagasan, adu ide, adu solusi untuk permasalahan bangsa, adu jejak rekam. Bukan adu fisik, bukan menggunakan intimidasi, apalagi melakukan kriminalisasi atau melabel yang berbeda pasti melanggar hukum,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (1/12/2022).

Menurutnya, ucapan yang dilontarkan oleh Benny di hadapan Jokowi beberapa waktu lalu menunjukkan adanya pemikiran yang penuh dengan ancaman dan intimidatif.

“Penyebaran video salah satu relawan ketika berbincang dengan Jokowi, menunjukkan pembenaran pemikiran yang penuh dengan nada ancaman, intimidatif, dan kekerasan verbal yang bisa berujung kepada tindak kekerasan di lapangan,” lanjutnya.

Hal itu, kata Herzaky, menjadi sinyal-sinyal bahwa pemerintah mulai berlaku otoriter dan lepas dari pemerintahan yang demokratis.

“Seakan-akan ingin memberikan signal kepada pihak-pihak yang berbeda atau kritis terhadap pemerintah, dengan menggunakan contoh-contoh ekstrem sambil mengirimkan pesan tersamar,” katanya.

Baca Juga: Wah, Pakar Menanggapi Pernyataan Benny Rhamdani soal'Ancaman' saat Acara Relawan Jokowi: Kurang Kerjaan?

“Pola-pola intimidatif begini biasanya digunakan oleh pemerintahan otoriter dan kaki tangannya, bukan pemerintahan demokratis,” sambungnya.

Apalagi, pihak yang menyampaikan ujaran tersebut termasuk golongan pejabat publik. Sosok yang seharusnya bisa menjaga tutur kata dan memberi contoh.

“Berbahaya sekali jika orang-orang di sekeliling Presiden Jokowi memiliki sikap seperti di video itu. Menggunakan bahasa, kata-kata yang memiliki makna penuh intimidasi dan kebencian seperti itu,” ungkapnya.

“Pantas saja demokrasi kita makin hari makin memburuk jika pandangan dan sikap seperti ini mendominasi orang-orang di sekeliling Presiden Jokowi,” imbuhnya.

Ia berharap, Jokowi mampu menertibkan tindakan pendukung seperti yang dilakukan oleh Benny beberapa waktu lalu. Apalagi, bagi mereka para pejabat publik yang berhubungan langsung dengan dunia luar, masyarakat.

“Seakan-akan merestui perilaku barbar seperti ini. Kasihan Presiden Jokowi yang berupaya mengembalikan demokrasi kita agar bisa sebaik di era SBY, tetapi malah upayanya digerogoti dari orang-orang dekatnya sendiri,” pungkasnya.

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO