Menu


Episode Sinau Bareng Cak Nun, Kisahkan ‘Orong-orong’ dan Sunan Kalijaga: Makna Tersirat untuk Hidup Tenang

Episode Sinau Bareng Cak Nun, Kisahkan ‘Orong-orong’ dan Sunan Kalijaga: Makna Tersirat untuk Hidup Tenang

Kredit Foto: YouTube/CakNun.com

“Karena Sunan Kalijaga itu tugasnya ke sana-kemari mencarikan beras dan bantuan untuk wong cilik (warga miskin), jadi dia datangnya terlambat,” kisahnya.

Karena tak kebagian kayu utuh untuk membuat tiang, lantas Sunan Kalijaga mengumpulkan sisa-sisa kayu yang berserakan. Kayu itu kemudian dijadikan satu lalu ditumpuk.

“Akhirnya, tatal-tatal (sisa kayu) dikumpulkan, ditali jadi satu, dan ditumpuk jadi cagak,” lanjut Cak Nun.

Namun nahas, saat proses itu berlangsung, Sunan Kalijaga tak sengaja melukai seekor orong-orong atau serangga anjing tanah, kepalanya terputus.

Baca Juga: Kota Malang, Kota Paris van East Java Yang Sejuk Dan Indah

“Tapi saat beliau (Sunan Kalijaga) maprasi cagak, ternyata ada korbannya, orong-orong ketugel gulune (terpotong lehernya),” ucapnya lagi.

Karena kasihan, orong-orong itu (oleh sunan kalijaga) diselamatkan. Badan yang awalnya terpisah dengan kepala akhirnya disambung kembali

Konon, penyambungan kepala dengan badan hewan kecil itu dilakukan oleh Sunan Kalijaga dengan menggunakan kayu kecil.

“Trus Sunan Kalijaga berdoa, bismillah, dijupuk awak e karo endase (diambil badan dan kepalanya), disambung dikasih kayu kecil (guthik),”sambungnya.

Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan

Tampilkan Semua Halaman