Menu


Ikut Komen soal Polemik Rendang Babi, Pendeta asal Manado Ini Bilang Gini: Bumbu Masak Gak Ada Agamanya

Ikut Komen soal Polemik Rendang Babi, Pendeta asal Manado Ini Bilang Gini: Bumbu Masak Gak Ada Agamanya

Kredit Foto: Tangkap Layar Youtube Gilbert Lumoindong

Konten Jatim, Jakarta -

Pendeta Gilbert Lumoindong turut menyoroti keriuhan soal adanya menu Rendang Babi di sebuah restoran bernama 'babiambo'.

Ia terheran-heran lantaran banyak pihak yang mempermasalahkan soal adanya menu Rendang Babi di restoran 'babiambo' tersebut.

Menurutnya, Rendang Babi tak bisa dikelompokan ke dalam satu keyakinan saja, sebab bumbu masak tidak mempunyai agama tertentu.

"Orang Sumbar yang terhormat, jadi kita nggak bisa bilang rendang ini harus dimasaknya begini. Orang mau bikin rendang tempe, orang yang punya rendang siapa, jangan diklaim satu provinsi, satu kelompok agama saja. Bumbu masak nggak ada agamanya, jadi lucu bener rasanya bangsa ini," kata Pendeta Gilbert dalam videonya dikutip Konten Jatim dari Suara.com, Sabtu (11/6/2022).

Pendeta Gilbert kemudian menyinggung soal adanya makanan yang berasal dari Babi namun sudah diolah menggunakan bahan lain.

Dua diantaranya adalah Bakcang dan Bakmi. Gilbert mengatakan kedua makanan itu pada awalnya berasal dari Babi dikarenakan adanya kata 'bak'.

Dikatakan Pendeta Gilbert, kata 'bak' itu merupakan singkatan dari Babi, hal itu pun banyak ditemui di daerah Manado di mana ada makanan bernama 'mie bak' yang berarti mie babi.

Namun menurutnya, saat ini sudah banyak sekali modifikasi yang terjadi sehingga memunculkan mie bernama Bakmi Ayam.

Baca Juga: Link Live Streaming Holywings Sport Show, Ada Duel Anak Ahok vs Anak Wishnutama, Dinar Candy vs Nikita Mirzani, hingga El Rumi vs Winson

"Tahu nggak saudara, yang namanya bakcang, bakmi, jadi segala sesuatu yang pakai 'bak' itu singkatan dari babi. Makanya di Manado ada mie bak itu artinya mie babi. Bakmi ayam padahal itu bak itu babi awalnya, kemudian dimodifikasi jadi misalnya ada bakmi ayam," ujar Gilbert Lumoindong.

Lebih lanjut, Pendeta Gilbert mengajak semua masyarakat Indonesia untuk lebih berpikiran maju dalam menyikapi segala sesuatu.

Ia meminta masyarakat untuk berhenti mempermasalahkan hal-hal sepele seperti Rendang Babi.

Karena yang terpenting saat ini adalah bagaimana makanan itu dinikmati dan tak ada penipuan dari menu Rendang Babi tersebut.

"Saya mau ingatkan, marilah bangsa Indonesia lebih dewasa jangan persoalkan hal sepele, bumbu masak, kan nggak ada agamanya. Boleh nggak sih, bangsa ini maju sedikit, yang penting nggak ada penipuan dari rendang babi misalnya dikatakan ini halal, karena ini kan jelas nggak halal," lanjutnya Pendeta Gilbert.

Tak hanya itu, Pendeta Gilbert juga meminta semua pihak untuk menghindari kegaduhan atas nama agama.

Baca Juga: Gara-gara Anak Presiden, Akun Medsos Cewek Ini Langsung Digeruduk Netizen

Terlebih kepada para politikus negeri ini, ia dengan sangat meminta untuk berhenti membuat kegaduhan demi tanah air yang damai.

"Ada bakmi sapi, bakmi ayam, bakmi kambing itu sudah jadi biasa. Mari kita hindari keributan di bangsa ini kegaduhan atas nama agama, khususnya orang-orang politik dan pemimpin di bangsa ini. Boleh nggak jangan ciptakan kegaduhan, damai kan sangat baik, kita sangat hargai budaya lokal, kearifan lokal bisa dimodifikasi untuk dinikmati oleh banyak orang," katanya.

"Mari berpikir maju, lebih luas, jangan berpikir sempit, jangan sektarian yang hanya ciptakan kegaduhan. Jangan sampai persoalan rendang babi ini, akhirnya Kristen Islam jadi persoalan. Biarlah saling hargai, sejauh tidak ada dusta di antara kita, jangan sampai ada istilah makanan Padang tidak ditulis halal. Karena itulah mari kita berpikir luas demi Indonesia minimalkan keributan," pungkasnya.

Seperti diketahui, isu adanya menu Rendang Babi digulirkan pertama kali oleh aktivis dakwah yang anti pemerintah yaitu Hilmi Firdausi.

Padahal jika diteliti lebih jauh, isu yang dihembuskan Hilmi itu sudah basi, sebab pada kenyataannya restoran 'babiambo' sudah tutup sejak dua tahun lalu.

Sayangnya isu Rendang Babi tersebut terus digoreng oleh Hilmi sehingga menimbulkan kegaduhan di kalangan banyak pihak.

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO