Menu


Belum Habis Perkara Makanan Padang Haram, Gubernur Sumbar Sampai Tegaskan: Tidak Boleh Non-Halal!

Belum Habis Perkara Makanan Padang Haram, Gubernur Sumbar Sampai Tegaskan: Tidak Boleh Non-Halal!

Kredit Foto: Instagram/surabayafoodies

Konten Jatim, Jakarta -

Mahyeldi Ansharullah, Gubernur Sumatera beri penyataan usai adanya restoran yang gunakan bahan baku non-halal dalam resep masakan padangnya.

Ia menegaskan bahwa tidak boleh penggunaan daging babi yang digunakan  dalam masakan khas Minangkabau itu 

"Intinya tidak boleh lagi ada masakan Padang yang nonhalal. Kita harus pastikan masakan Padang itu semuanya halal dan dapat dikonsumsi oleh umat muslim," katanya melansir Covesia.com--jaringan Suara.com yang Konten Jatim kutip, Senin (13/6/2022)

Tidak hanya menegaskan, Mahyeldi juga meminta Ikatan Keluarga Minangkabau (IKM) untuk melakukan cek pada restoran dan setiap restoran harus mempunyai izin dari Dinas atau Sudin Parekraf dan PTSP.

"Seluruh masakan pakai nama Padang itu adalah makanan halal. Itu sudah jelas,"lanjut Mahyeldi.

Selanjutnya, melalui Pemda Provinsi Sumatera Barat telah mengeluarkan

Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 1 Tahun 2020 terkait Pariwisata halal.

Mahyeldi menyebut langkah tersebut sebagai bentuk komitmen pemerintah untuk bantu mengembangkan industri halal dengan memberikan kesempatan bagi para pelaku usaha khususnya kuliner untuk mendapatkan sertifikasi halal.

Mahyeldi juga mengomentari terkait restoran Babiamboo yang menjadi viral dan mengatakan bahwa restoran tersebut telah di hapus dari aplikasi layanan pesan antar makanan.

Tidak hanya Gubernur Sumatera Barat, Youtuber Arief Muhammad juga ikut mengomentari polemik rendang yang mengandung babi ini.

Ia pun berucap bahwa bahan baku yang digunakan dalam masakan padang bersumber dari daging yang halal alias tak mengandung babi.

"Sebenarnya bebas2 aja kalau mau jualan babi, asal enggak bawa2 identitas "Padang"," tulis Arief di instastory Instagramnya, Sabtu (11/6/2022).

Ia juga menambahkan, masyarakat Sumatera Barat tidak mengonsumsi daging babi dan jika makanan padang disajikan dengan bahan baku itu sama saja mencoreng identitas mereka.

"Karna di SumBar sendiri orang2nya nggak makan babi. Bukan babinya, tapi penggunaan identitasnya yang melukai hati orang minang," lanjut Arief disertai emotikon gembira.

Perkara daging babi pada masakan padang ramai dibicarakan usai pegiat sosial media, Hilman Firdausi membuat cuitan di Twitternya pada Jumat (10/6/2022) lalu 

Ia mengunggah tangkapan layar sebuah akun Instagram bernama babiambo yang miliki tagline First In Indonesia, a Non-Halal Padang Food. 

"Menurut sy ini sdh melampaui batas. Warga Minang teguh dgn prinsip ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH. Masakan Padang terkenal di dunia krn citarasa, kelezatan & kehalalannya," tulis caption-nya.

"Tlg jgn rusak itu. Kalaupun trick marketing, ini sdh kelewatan. Smg sgra diambil tindakan," tulisnya melanjutkan.

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024