Menu


Google Doodle Hari Ini: Judity Leyster, Pelukis Wanita Pendobrak Stigma

Google Doodle Hari Ini: Judity Leyster, Pelukis Wanita Pendobrak Stigma

Kredit Foto: Google

Konten Jatim, Depok -

Google Doodle hari ini, yakni Senin (19/12/2022) mengenang Judith Leyster, salah satu pelukis wanita legendaris yang berasal dari Belanda. Lebih spesifiknya, mengenang salah satu lukisan miliknya dengan tajuk "self-portrait" dirinya sendiri.

Yang dimaksud dengan self-portrait adalah apa yang seorang seniman pikirkan mengenai dirinya sendiri dan bagaimana dirinya menuangkan pemikirannya terkait dengan pribadinya ke dalam karya seni, seperti lukisan, pahatan, puisi dan sebagainya.

Baca Juga: Google Doodle Hari Ini: Hari Nasional Bahrain

Menghimpun dari berbagai sumber, lukisan self-portraitĀ milik Judith Leyster diabadikan di sejumlah museum seni ternama di berbagai belahan dunia. Sebut saja the Frans Hals Museum, Haarlem, the Louvre, Paris, the National Gallery, London dan the National Gallery of Art, Washington DC.

Selain lukisanĀ self-portrait, Judith Leyster juga mempunyai sejumlah karya lukisan lain yang cukup populer dan digemari oleh berbagai kalangan masyarakat. Contoh lukisan tersebut yaitu The Happy Couple, Serenade, Jolly Topper dan Merry Trio.

Baca Juga: Google Doodle Hari Ini: Semi Final Pesta Bola Dunia 2022 Qatar

Perlu diketahui bahwa Judith Leyster merupakan wanita yang lahir pada 28 Juli 1609 di Haarlem, Belanda. Tercatat bahwa di masa itu, tidak banyak pelukis wanita yang bisa meraih kesuksesan layaknya pria dalam dunia seni.

Judith Leyster diketahui mulai melukis di usia yang cukup belia, yakni sekitar umur 20-an tahun. Dirinya saat itu dianggap memiliki bakat alami di bidang ini. Motivasi Judith Leyster dalam melukis diduga untuk membantu keluarganya bangkit dari kondisi finansial yang kurang baik.

Kehadiran Judith Leyster mendobrak stigma bahwa wanita tidak bisa meraih kesuksesan serupa layaknya pria dalam dunia seni lukis. Judith Leyster sendiri memiliki spesialisasi dalam melukis potret seseorang atau melukis benda-benda mati.

Baca Juga: Ustad Abdullah Roy: Mati Sebagai Tumbal Pesugihan Itu Syirik

Perlu waktu bagi Judith Leyster sebelum akhirnya karya seninya bisa diakui oleh masyarakat luas. Tercatat setelah dirinya meninggal pada 10 Februari 1660, perlu waktu sekitar 2 abad sebelum akhirnya pemerintah Kota Haarlem mengakui lukisan-lukisan buatannya.

Lukisan miliknya bahkan sempat disangka milik suaminya. Baru setelah ratusan tahun lamanya, ditemukan bahwa tanda tangan sang pelukis berbeda dengan milik sang suami.

Baca Juga: Hukum Menggunakan Penglaris, Ustadz Khalid Basalamah: Ini Semua Khurafat!

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO



Berita Terkait