Menu


Mengenal Rumah Adat Jawa Timur, dari Joglo Jompongan sampai Limas Trajumas Lawakan

Mengenal Rumah Adat Jawa Timur, dari Joglo Jompongan sampai Limas Trajumas Lawakan

Kredit Foto: Instagram/Gambar Keren

4. Rumah Adat Suku Tengger

Keunikan bentuk atap menjadi ciri khas rumah adat suku tengger. Atap rumahnya berbentuk meruncing dan meninggi yang menumpuk ke atas. Rumah adat yang satu ini dikenal cuma punya 1-2 jendela dan bubugannya tinggi. Di bagian depan rumah akan ada bale-bale (tempat duduk-duduk atau bersantai). Adapun, material utamanya ialah berbagai jenis kayu dan papan.

Masyarakat Suku Tengger biasanya berada di wilayah Gunung Bromo dan akan membanun rumah dengan berdekatan. Jadi, konsep pembangunan rumah di sana biasanya tak teratur, bergerombol antara satu rumah dan lainnya. Pemisahnya hanya sepetak jalan untuk pejalan kaki saja.

Baca Juga: Masih Sering Dipakai Buat Cari Hari Baik, Ini Dasar-Dasar Kalender Jawa

5. Rumah Adat Dhurung

Rumah adat Dhurug cukup berbeda dari rumah lain karena pondasinya berbentuk gubug. Atapnya dibuat dari rumbai daun pohan atau dheun. Biasanya, rumah ini terletak di samping ladang dan menjadi tempat istirahat seusai bekerja di sana. Tak hanya itu, rumah adat inin juga bisa dibangun berukuran kecil sampai sedang di depan rumah.

Uniknya, rumah adat ini dapat juga menjadi tempat bersosialisasi sampai mencari jodoh. Bisa pula dipakai menyimpan padi jika kurannya besar.

6. Rumah Adat Limasan Lambang Sari

Rumah adat yang cantik ini mempunyai bentuk limas atau persegi panjang. Keunikannya ialah konstruksi atap yang serupa dengan balok penyambung. Terdapat 16 buah tiang rumah dan atap empat sisi. Ada pula satu bubugan kuat yang menghubungkan empat sisi tersebut. Bentuk pondasinya umpak beralas tiang batu dan di tengahnya ada purus sebagai pengunci tiang.

7. Rumah Adat Limas Trajumas Lawakan

Rumah adat Jawa Timur yang terakhir ialah Limas Trajumas Lawakan yang menjadi perkembangan dari model Limasan Trajumas. Emperan yang mengelilingi bangunan menjadi perbedaan. Adapun kemiringan emperannya berbeda dengan atap pokok, termasuk bagian tengah yang diberi tiang sampai di dalamnya terbentuk dua rongrongan.

Meterial bangunannya ialah kayu dengan serat sangat kuat yang bisa menerima gaya tarik ataupun gaya tekan. Selain itu, jenis kayunya ialah nangka, glugu, kayu jati, sonokeling, atau berbagai kayu berserat lain.

Baca Juga: Dihantam Masalah Banjir Jateng, Pengamat Sebut Elektabilitas Ganjar Tak Akan Surut

Itulah berbagai jenis rumah adat Jawa yang tentunya punya makna filosofis dan mencerminkan keindahan.

Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan

Tampilkan Semua Halaman