Menu


Pengamat: Perekonomian Indonesia Terlalu Banyak Dipikul Oleh 'Otot', 'Otak' Jarang Digunakan

Pengamat: Perekonomian Indonesia Terlalu Banyak Dipikul Oleh 'Otot', 'Otak' Jarang Digunakan

Kredit Foto: iStock

Konten Jatim, Jakarta -

Ekonom Faisal Basri dari Institute for Economic and Financial Development (INDEF) mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dipengaruhi oleh pemikiran dan teknologi. Sayangnya, perekonomian Indonesia secara fisik lebih berkontribusi.

“Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan sangat dipengaruhi oleh unsur teknologi, semakin banyak pakai komponen otak, semakin kencang pertumbuhan ekonomi itu. Semakin banyak pakai otot, pertumbuhannya melambat terus,” kata Faisal Basri dalam diskusi bertajuk “Catatan Awal Ekonomi Tahun 2023” oleh Indef pada Kamis (5/1/2023).

Baca Juga: Prediksi Ekonomi Indonesia Tahun 2023 Menurut Sri Mulyani: Potensi Perlambatan Ekonomi

Penggunaan daya pikir masyarakat ditunjukkan indeks Total Faktor Productivity (TFP), yang mana Indonesia cenderung mengalami penurunan dalam kurun waktu 50 tahun terakhir.

Asia Productivity Organization (APO) mencatat indeks TFP Indonesia berada di angka 1,5 poin pada 1980, kemudian turun di angka 1,0 poin pada tahun 2000, dan turun di angka 0,8 poin pada tahun 2020.

“Kita mengalami penurunan yang terus menerus,” kata Faisal Basri.

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024

Tampilkan Semua Halaman

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Suara.com.