Menu


Pengamat Mengomentari Pidato Megawati: Partai Politik Bukan Sekadar Persewaan Mobil Demi Kekuasaan

Pengamat Mengomentari Pidato Megawati: Partai Politik Bukan Sekadar Persewaan Mobil Demi Kekuasaan

Kredit Foto: YouTube/

Konten Jatim, Jakarta -

Pidato Presiden PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dalam rangka peringatan 50 tahun PDI Perjuangan menawarkan pesan-pesan politik yang kuat dan kokoh serta berimplikasi mendalam pada politik di Indonesia. Sebuah pesan yang mengakar kuat dalam tradisi politik progresif para pendiri bangsa, yang digariskan terutama oleh Sukarno.

"Pesan utamanya kalau ditafsirkan bahwa partai politik bukan sekedar mobil rental bagi calon eksekutif maupun legislatif untuk menapak pada kursi kekuasaan, namun partai adalah penyambung lidah rakyat Indonesia atau partai seharusnya memiliki bonding atau ikatan yang kuat dengan rakyat," ujar Airlangga Pribadi, dosen ilmu politik Universitas Airlangga (Unair), dalam keterangan peumat (13/1/2023).

Baca Juga: Tak Umumkan Nama Capres Penyebab Pidato Megawati Diolok-olok

Oleh karena itu dengan bahasa merakyat seperti dijelaskan oleh Megawai bahwa kalau salaman sudah sejiwa maka tidak terasa anyep. Sebagai manifestasi dari menyatunya interaksi rakyat dengan partai, maka politisi dalam lembaga politik baik eksekutif maupun legislatif maka partai memiliki tanggungjawab untuk mendampingi, memberi masukan, mengontrol bahkan memberikan koreksi dan teguran atas dasar garis ideologi yang disepakati dalam proses komitmen politik yang telah dibangun.

"Pesan penting yang juga dikemukakan oleh Megawati bahwa partai adalah organisasi politik yang memiliki tujuan kolektif untuk menciptakan pemimpin yang organik dalam koneksi antara kebijakan pemerintah-garis ideologi-partai politik- aspirasi rakyat yang koheren dan tidak terputus," sebut Airlangga.

"Oleh karena itu kita bisa melihat ilustrasinya dalam pidato Megawati dengan bahasa sederhana dan merakyat. Beliau menceritakan kembali tentang pentingnya membangun solidaritas dalam fase-fase awal perjuangan melawan otoritarianisme Suharto untuk mengingatkan kembali bahwa perjuangan politik yang diikat oleh organ politik partai politik dan aspirasi rakyat harus berpijak pada disiplin politik, pondasi ideologi kerakyatan dan komitmen kekuasaan untuk menjaganya," lanjutnya

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO

Tampilkan Semua Halaman

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Republika.