Menu


Bertoleransi Agama Sesama Tetangga Menurut Gus Baha

Bertoleransi Agama Sesama Tetangga Menurut Gus Baha

Kredit Foto: Istimewa

Konten Jatim, Surabaya -

Indonesia adalah negara multikultural dengan berbagai bentuk keragaman termasuk suku, ras, bahasa dan agama. Keberagaman ini merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang harus dijaga dan dipupuk bersama.

Keberagaman agama merupakan fakta yang tidak dapat dihindari. Sehingga setiap umat beragama wajib mengakui dan menghormati agama lain tanpa diskriminasi.

Islam mengajarkan manusia untuk menyikapi perbedaan yang muncul dalam kehidupan bermasyarakat setelah diturunkannya ajarannya. Melihat perbedaan tersebut, Islam memandang persoalan tersebut dari tiga sudut pandang, yang pertama dari sudut pandang firman Allah SWT yang terdapat dalam al-Qur’an, kedua dari sudut pandang keteladanan Nabi Muhammad dan yang terakhir melalui keteladanan. para sahabat rasul dan orang-orang saleh.

Baca Juga: Konsep Toleransi Beragama yang Sesungguhnya, Cak Nun: Harus Ada Perbedaan, Kalau Sama Ya Buat Apa?

Menurut Gus Baha, keberbedaan dalam beragama merupakan sebuah fakta kehidupan yang sudah menjadi takdir kehidupan. Hal ini membuat kita harus bertoleransi dengan orang yang berbeda agamanya.

"Pernah suatu saat nabi memuji seseorang nakal gitu diterima tobatnya karena kebetulan ketemu anjing kemudian ngasih minum anjing itu dan Allah mengampuni," tutur Gus Baha dalam kanal Youtube Santri Gusbaha.