Menu


Apa Itu Tahu Tek? Salah Satu Makanan Khas Jatim yang Dinamai karena Penjualnya

Apa Itu Tahu Tek? Salah Satu Makanan Khas Jatim yang Dinamai karena Penjualnya

Kredit Foto: Creative Commons/Gunarta

Konten Jatim, Jakarta -

Banyak dari makanan khas Jawa Timur yang dinamai karena andil penjualnya. Misalnya, lontong balap yang dinamai “balap” karena penjualnya yang berjalan cepat menemui pembeli seperti saling balapan. Nah, ada pula tahu tek. Bisa tebak, mengapa dinamai demikian?

Tahu tek ialah salah satu makanan khas Kota Lamongan, yang terdiri dari tahu goreng setengah matang dan lontong yang dipotong kecil-kecil dengan gunting dan garpu untuk memegang tahu atau lontong, kentang goreng, telur, taoge, sampai irisan ketimun yang dipotong kecil dan panjang seperti acar.

Baca Juga: 5 Kuliner Lontong Balap Legend di Surabaya, Balapan untuk Cicipi?

Setelah disiram dengan saus kacang dengan campuran petis di atasnya, tahu tek ditaburkan kerupuk udang.

Lantas, mengapa makanan yang tampak biasa itu dinamai tahu tek?

Penjual tahu tek biasanya memakai gunting untuk memotong tahu dan lontong. Saat itulah, muncul bunyi “tek, tek, tek” yang bisa terdengar oleh pembeli dan menandakan pesanan mereka sedang diolah. Sebab itulah, hidangan tahu ini dinamakan tahu tek.

Dalam proses pembuatannya, tahu tek disiram dengan bumbu yang terbuat dari petis, air matang, kacang tanah, cabai, dan bawang putih. Kemudian, bahan tersebut diulek dengan ulekan dalam cobek cekung besar yang terbuat dari batu hingga menyatu menjadi saus pekat.

Adapun, direkomendasikan menggunakan petis dari Sidoarjo karena lebih enak dan asli sesuai daerah asalnya.

Baca Juga: Lontong Balap dan Sejarah Uniknya, Jadi Saksi Penjual Kuliner Zaman Dulu

Soal penyajian yang bikin ngiler, satu porsi tahu tek juga bisa punya variasi berupa isian tahu yang dicelup kocokan telur sebelum digoreng. Varian yang satu ini juga dikenal sebagai tahu telor. Bagaimana, tertarik mencoba kedua variannya?

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO