Menu


Mengapa NU Ikuti Paham Ahlussunnah? Ini Implementasinya

Mengapa NU Ikuti Paham Ahlussunnah? Ini Implementasinya

Kredit Foto: Pexels/Pixabay

Konten Jatim, Jakarta -

Istilah ahlussunnah wal jamaah awalnya berkaitan dengan perbincangan masalah akidah yang menengahi dua paham bertentangan. Paham ini dianggap yang moderat dan meyakini ke-Maha Kuasa-an Allah dan menghargai akal manusia.

Inilah yang menyebabkan Nahdlatul Ulama (NU) mengikuti paham ahlussunnah wal jaamah. Pasalnya, di bidang fikih pun pendapat Imam Syafi’i dan para muridnya dianggap paling moderat, menggabungkan antara dalil naqly (Al-Qur’an dan sunnah), dan aqly (ijma’ dan qiyas).

Ahlussunnah wal jamaah sendiri merupakan mereka yang mengikuti dengan konsisten seluruh jejak langkah yang asalnya dari Nabi Muhammad SAW. dan membelanya, menurut Universitas Islam An Nur Lampung.

Baca Juga: Apa Itu Ahlussunnah Wal Jamaah? Ini Pengertian, Asal Usul, sampai Dalilnya

Ajaran al-Junaidi dan al-Ghazali dalam tasawuf juga dianggap moderat, menggabungkan antara syariah/fikih dan haqiqat/substansi. Sehingga UNU Purwokerto menyebut ahlussunnah wal jamaah diikuti NU, selain dianggap moderat, yakni karena para sahabat nabi perlu diikuti.

Pasalnya, merekalah yang tahu dan paham semua yang dilakukan Rasulullah. Sebab itulah, Rasulullah mengatakan ما انا عليه اليوم و أصحابه. Bahkan dalam hadis disebutkan bahwa mereka (para sahabat) dijamin masuk surga.

Baca Juga: Rumus Jodoh dalam Surat An-Nur Ayat 26: Wanita Baik untuk Lelaki Baik

Dengan demikian, bisa disebut bahwa ahlussunnah wal jamaah menurut NU (ASWAJA AN-NAHDIYYAH) ialah mengikuti pikir Abu Hasan al-Asy’ari dan Abu Mansur al-Maturidi dalam bidang akidah, mengikuti pola pikir Imam Syafi’i dalam fikih (beribadah dan bermuamalah), dan mengikuti al-Junaidi dan al-Ghazali dalam bertasawuf, yang kesemuanya pola pikirnya adalah moderat, tawasut, tawazun, atau ta’adul, dan menjaga amaliyah para sahabat Nabi.

Tampilkan Semua Halaman