Nasib koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) menjadi dipertanyakan lantaran manuver-manuver yang dilakukan oleh Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.
Teranyar, Prabowo menemui Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, sementara Cak Imin menyambangi Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Pengamat politik Hendri Satrio menyebutkan, pertemuan Prabowo-Khofifah bisa jadi akrobat politik Menteri Pertahanan yang diusung oleh Gerindra maju sebagai capres.
Baca Juga: Punya Nilai Elektoral, Saiful Mujani Sebut Banyak Politisi dan Parpol Berebut Jadi Bagian NU
Pertemuan tersebut seolah merespons pertemuan Ketum PKB Muhaimin Iskandar dengan Ketum Golkar Airlangga Hartarto yang menjadi motor Koalisi Indonesia Bersatu.
"Yang jelas saat ini Gerindra-PKB mencitrakan diri sebagai koalisi yang kompak," kata Hendri di Jakarta, Rabu (15/2/2023).
Menurutnya, Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya yang dibentuk Gerindra-PKB nampak beku. Maksudnya belum melakukan gerakan apapun kendati sudah mendirikan kantor sekretariat bersama (Sekber).
Pada sisi lain, kedua parpol juga mengusung ketum masing-masing sebagai capres. Namun nampaknya Gerindra belum percaya diri untuk memasangkan Prabowo-Imin.
Sementara hubungan Khofifah-PKB sudah bukan rahasia umum lagi berjarak. Khofifah lebih identik dengan NU yang sekarang ini hubungannya mulai renggang dengan PKB.
Baca Juga: Partai Ummat Lantang Suarakan Politik Identitas, Bawaslu: Perlu Belajar dari Pemilu 2019
Dengan begitu, Hendri menilai, terdapat potensi Gerindra memasangkan Prabowo-Khofifah dengan konsekuensi kehilangan PKB sebagai mitra koalisi. "Kecuali nantinya ada kompromi-kompromi politik," tuturnya.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO