Menu


Menurut dr. Zaidul Akbar, Begini Cara Atasi Ketidakmatangan Emosi

Menurut dr. Zaidul Akbar, Begini Cara Atasi Ketidakmatangan Emosi

Kredit Foto: YouTube/dr. Zaidul Akbar Official

Konten Jatim, Jakarta -

Pendakwah dr. Zaidul Akbar menyebut bahwa ketidakmatangan emosi kerap terjadi di zaman sekarang ini, yang disebutnya sebagai generasi rapuh.

Sebabnya menurutnya, mereka menjadi rapuh lantaran generasi sekarang banyak yang melihat, mendengar, dan melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat (useless).

"Jadi salah satu sebabnya itu adalah, mereka melihat, mendengar, melakukan, banyak sekali hal-hal yang tidak penting, useless banget gitu loh, enggak berguna, enggak bermanfaat gitu kan," ujarnya dalam kanal YouTube dr. Zaidul Akbar Official, dikutip Konten Jatim pada Jumat (24/2/2023).

Baca Juga: Wanita Kerap Dinilai sebagai Makhluk Lemah, dr. Zaidul Akbar: Laki-laki Pengecut adalah yang Berani Pukul Istrinya

"Sehingga akhirnya apa, untuk hal-hal tidak penting, untuk hal-hal yang tidak berguna, untuk hal-hal yang tidak bermanfaat, mereka begitu luar biasanya menumpahkan perasaan mereka," sambungnya.

Alumnus Universitas Diponegoro itu menuturkan, generasi sekarang banyak yang mudah menumpahkan emosi perihal persoalan yang sepele, sesimple misalnya memilih atasan pakaian dan bawahan yang tidak cocok.

"Tapi untuk hal yang justru sangat penting, krusial, itu kadang-kadang perasaan enggak tumpah sama sekali. Contoh ketika baju atas sama rok bawah enggak cocok, itu masalah besar buat mereka," terangnya.

Menumpahkan emosi pada persoalan sepele semacam itu, tutur dr. Zaidul, tidak penting dan justru jatuhnya malah berlebihan.

"Ketika jilbab enggak cocok, okelah memang secara penampilan okelah, tapi yang saya maksud itu kadang-kadang emosi yang keluar dari kondisi seperti itu tuh berlebihan gitu," ucapnya.

dr. Zaidul Akbar menyebut, generasi sekarang mudah rapuh lantaran berkaitan juga dengan penggunaan sosial media.

"Karena memang mereka melihat dari berbagai macam sosial media, jadi kita perlu melihat ini sebenarnya kenapa kita perlu kembali ke alam ini, karena memang generasi sekarang tuh generasi yang rapuh, generasi yang enggak kuat dengan sedikit tekanan, sedikit pressure, sedikit hal yang gak nyaman untuk mereka, mereka sudah mengeluh," ungkapnya.

Menurutnya, hal ini berbeda dengan zamannya dahulu, di mana orang zaman tersebut sangat terbiasa menghadapi hidup yang keras, sebut saja mengayuh sepeda 3 km untuk pergi ke sekolah.

"Zaman saya dulu, saya bisa sekolah bolak-balik ya dari rumah ke sekolah itu mungkin sekitar 3 kiloan gitu kan.
Saya bolak-balik naik sepeda zaman dulu tuh, bahkan ada teman saya guru saya itu bisa bolak-balik satu hari itu 20 kilo gitu kan, dan itu pun jalan. Dan itu bagi kita fine-fine aja, nggak ada masalah gitu kan, tapi sekarang kan tidak seperti itu kondisinya," tambahnya.

Ia menuturkan, perlunya manusia menciptakan keseimbangan perasaan, agar tidak menjadi generasi yang rapuh dan mudah mengeluh.

Baca Juga: dr. Zaidul Akbar: Dalam Islam, Kunci Pengobatan adalah Ikhlas dan Sabar

"Nah itu dari sisi yang emosional atau generasi yang rapuh, artinya apa, kita perlu bagaimana mengembalikan keseimbangan perasaan tadi ke jati diri kita sebagai manusia," terangnya.

"Artinya apa, semua yang beragama Islam tentunya kembalikan itu kepada agamanya ya katakanlah kepada Alquran kepada hadis Nabi SAW atau mungkin yang beragama lain ya silakan sesuai dengan agama masing-masing dikembalikan kepada agama," tandasnya.