Menu


Zulhas Minta Petunjuk Jokowi soal Capres, Rocky Gerung: Ada di Posisi Tertinggi Partai, Turun Lagi Jadi Pembantu Presiden

Zulhas Minta Petunjuk Jokowi soal Capres, Rocky Gerung: Ada di Posisi Tertinggi Partai, Turun Lagi Jadi Pembantu Presiden

Kredit Foto: YouTube/Geolive

Konten Jatim, Jakarta -

Pengamat politik dan akademisi, Rocky Gerung menanggapi pernyataan Ketua Umum (Ketum) PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) yang mengaku bakal meminta petunjuk dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang akan diusung di Pilpres 2024.

Rocky menyebut, Zulhas tak bisa membedakan posisinya sebagai Menteri Perdagangan dan Ketum PAN.

Menurutnya, hal-hal minta petunjuk semacam itu tak perlu dilakukannya, sebab hal ini berbeda dengannya ketika tengah menjadi menteri sebagai pembantu presiden.

Baca Juga: Zulkifli Hasan Minta Arahan Jokowi soal Capres Cawapres 2024, Rocky Gerung: Itulah Kualitasnya Zulhas

"Jadi udah betul-betul dia ada di dalam posisi tertinggi partai, sekarang turun jadi kacung presiden lagi kan, artinya pembantu presiden, itu karena fungsi biroklamatik dia sebagai menteri, tapi fungsi dia sebagai pemimpin itu ada di partai," ujarnya dalam kanal YouTube Rocky Gerung Official, dikutip Konten Jatim pada Senin (27/2/2023).

Hal itu, tutur Rocky, juga memperlihatkan kualitas Zulhas dan menandakan dirinya yang tak mampu menjadi seorang negarawan.

"Itulah kualitasnya Zulhas," terangnya.

"Jadi sifat dari Pak Zulkifli Hasan ini menunjukkan bahwa dia juga nggak mampu jadi negarawan, jadi dia melakukan semacam, harusnya PAN itu partai yang pedagogis, dari awal kita tahu itu tokoh-tokoh Muhammadiyah di awal itu membentuk PAN dengan otak yang bagus, sekarang jadi dangkal, dari pedagogis jadi demagogis," tambahnya.

Tak cuma itu, ucapan Zulhas itu, beber Rocky, juga menunjukkan semakin dangkalnya fungsi partai. Partai politik semakin terlihat mengabdi pada kekuasaan, bukan pada rakyat.

"Ucapan-ucapan PAN itu, ucapan ketua partai bahkan seperti itu, itu artinya mendangkalkan fungsi partai. Jadi partai dibuat untuk mengabdi pada kekuasaan, bukannya mengabdi pada rakyat jadinya kan," terangnya.

Baca Juga: Zulhas Dukung Duet Ganjar-Erick di Pilpres, Bima Arya Beberkan Alasannya

"Jadi ini bahayanya partai diasuransikan pada jabatan ketuanya yang adalah menteri, itu bahayanya tuh. Dan itu petunjuk buruk buat demokrasi kita nggak maju tuh," bebernya.

Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan