Menu


SMRC: Tingkat Partisipasi Masyarakat Bisa Menurun Jika Pemilu Ditunda dan Sistem Diganti

SMRC: Tingkat Partisipasi Masyarakat Bisa Menurun Jika Pemilu Ditunda dan Sistem Diganti

Kredit Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas

Konten Jatim, Jakarta -

Pengamat Politik dari Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad mengatakan, wacana penundaan Pemilu dan perubahan sistem proporsional terbuka menjadi tertutup tidak populer di masyarakat.

Dia memprediksi, partisipasi masyarakat dalam Pemilu berpotensi turun signifikan jika dua situasi itu benar-benar terjadi. 

Baca Juga: Pengamat Rasakan Ada Gelagat Penundaan Pemilu Melalui MK, Begini Caranya 

"Kalau kembali ke sistem proporsional tertutup, menunda Pemilu dan memperpanjang masa jabatan, di survei kita itu pandangan yang sangat tidak populer," kata Saidiman Ahmad, dikutip dari saluran YouTube Total Politik, Rabu (8/3/2023).

"Dan kalau itu dilakukan, menurut saya, justru sangat berbahaya," tegasnya.

Dia menyebut, baik rakyat maupun anggota legislatif tak setuju dengan wacana penundaan Pemilu dan sistem proporsional tertutup. 

Baca Juga: Agar Pemilu Berjalan Lancar, Yusril Sarankan KPU Berbaikan Dengan Prima

"Tadi disebut bahwa ada sejumlah daftar anggota DPR dari partai-partai, sekian ribu, banyak sekali itu bisa bisa berontak. Dan publik juga sangat resisten terhadap ide semacam itu," terangnya.

"Kita menemukan bahwa kalau betul-betul misalnya Pemilu ditunda atau sistemnya diubah menjadi proporsional tertutup, itu akan terjadi penurunan tingkat partisipasi yang cukup signifikan. Sebelumnya kan pemilu terakhir kita kan sekitar 80%, tingkat partisipasi sebelumnya 77%, itu bisa menjadi 60%-50%."

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024