Menu


Ngeri! Ade Armando Duga Banyak Warga Padang Sumatera Barat yang Anti NKRI dan Ingin Khilafah, Buktinya Ini

Ngeri! Ade Armando Duga Banyak Warga Padang Sumatera Barat yang Anti NKRI dan Ingin Khilafah, Buktinya Ini

Kredit Foto: Tangkapan latar Youtube Ade Armando

Konten Jatim, Jakarta -

Pegiat media sosial pro pemerintah, Ade Armando menduga ada banyak warga Padang, Sumatera Barat yang anti NKRI dan lebih menginginkan keberadaan khilafah.

Dugaan Ade Armando itu disampaikannya berdasarkan artikel berita salah satu media online berjudul "Kapolda Sumbar Sebut Kota Padang Pusat Khilafatul Muslimin".

Khilafatul Muslimin adalah organisasi Islam fundamental yang belakangan jadi incaran aparat penegak hukum. Satu per satu petinggi Khilafatul Muslimin ditangkap atas tuduhan makar.

"Khilafatul Muslimin adalah organisasi yang bercita2 mendirikan negara Khilafah. Kalau ternyata Padang adalah pusat gerakan tersebut,"

"apakah itu bisa berarti di Padang ada cukup banyak warga yang ingin membangun Khilafah sebagai pengganti NKRi?" tulid Ade Armando lewat akun Instagramnya, adearmando1961, Sabtu (18/6/2022).

Postingan pria yang juga dosen Universitas Indonesia itu memancing reaksi dari warganet.

Ada yang menyatakan setuju pada pendapat Ade Armando jika berkaca pada fakta-fakta dan dinamika yang belakangan terjadi terkait wilayah tersebut.

Baca Juga: Wow, Ternyata di Pluit Ada Nasi Uduk Aceh Pakai Dendeng Babi! Ini Cerita Orang yang Pernah Nyaris Nyicipin

Ada pula yang mengingatkan Ade Armando untuk hati-hati dalam berkomentar agar kejadian tragis yang ia alami belum lama ini tidak terulang kembali.

Polda Metro Jaya mengungkap bahwa pihaknya telah menemukan 14.000 data anggota Khilafatul Muslimin yang berasal dari berbagai daerah.

Tak hanya itu, pihak kepolisian bahkan mengetahui kalau anggota Khilafatul Muslimin memiliki sebuah kartu identitas sendiri seperti KTP.

"Kami temukan puluhan ribu data warga Khilafatul Muslimin yang ditunjukkan dengan ada namanya KTP,” ucap Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi, dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (16/6/2022).

Ia menambahkan, “Kalau mereka (Khilafatul Muslimin) ada namanya nomor induk warga (NIW). Yang ditemukan baru 14 ribu (orang).”

Mayoritas anggota Khilafatul Muslimin merupakan wiraswasta, sedangkan sisanya ada guru hingga Aparatur Sipil Negara (ASN) dan dokter.

Hengki menyampaikan, "Setelah kami klasifikasi, yang tertinggi wiraswasta, kemudian petani 20 persen, karyawan 25 persen, guru 3 persen, termasuk di sini ada ASN, dokter dan lain sebagainya.”

Selain itu, Hengki juga menjelaskan bahwa setelah dibaiat, para anggota akan diberikan buku saku yang berisi latar belakang Khilafatul Muslimin sekaligus acuan pada ajaran pendiri Darul Islam, Kartosuwiryo.

Ia mengatakan, "Kemudian warga-warga ini setelah mereka dibaiat, akan diberikan buku saku. Buku saku ini latar belakang tegaknya Khilafatul Muslimin.”

“Ini buku saku mereka di mana merujuk pada Darul Islam Kartosuwiryo. Acuan mereka ini mengacu pada ajaran daripada Kartosuwiryo,” lanjut Hengki.



Kapolda Metro Jaya, Irjen Fadil Imran, menegaskan kalau Khilafatul Muslimin bukan sekadar melanggar hukum pidana konvensional tapi juga kejahatan yang merupakan ranah offense against the state.

Fadil juga mengungkap bahwa pergerakan Khilafatul Muslimin sering tidak terlihat (invisible crime) karena mereka berlindung di balik berbagai praktik sosial, politik, hingga kemasyarakatan.

“Berlindung dan berbaur dalam praktik-praktik sosial, politik, ekonomi, keagamaan, dan kemasyarakatan, yang dikenal sebagai hidden crime atau invisible crimes."

"Tidak ada yang tahu kejahatan tersebut tengah berlangsung, bahkan korbannya sering kali tidak menyadari bahwa dirinya tengah menjadi korban,” ucap Fadil.

Dari keterangan polisi, Khilafatul Muslimin telah membangun struktur pemerintahan, sistem pendidikan, hingga pertukaran barang dan jasa sehingga menunjukkan adanya negara dalam negara.

Baca Juga: Heboh Konvoi Khilafatul Muslimin di Jabar, Ternyata Sudah Dilakukan Sejak 2016, MUI Beri Respons

Menurut Fadil, Khilafatul Muslimam telah membangun struktur pemerintahan, sistem kewarganegaraan, susunan kemasyarakatan, sistem pendidikan hingga sistem pertukaran barang dan jasa yang keseluruhannya mengerucut pada situasi yang menunjukkan adanya negara dalam negara.

Polda Metro Jaya sendiri sudah menemukan sejumlah NIW warga Khilafatul Muslimin. Ormas ini bahkan memiliki sekolah mulai dari tingkat SD hingga perguruan tinggi.

“Yayasan dan lembaga yang dibentuk oleh Khilafatul Muslimin ini pada dasarnya diperankan atau difungsikan sebagai shell organization,” pungkasnya.

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO