Menu


Anak Yatim dan Islam: Ajaran untuk Mendukung Sepenuhnya

Anak Yatim dan Islam: Ajaran untuk Mendukung Sepenuhnya

Kredit Foto: Muslim Matters

Konten Jatim, Jakarta -

Peringatan Hari Anak Yatim Korban Perang Sedunia atau World Day for War Orphans mengingatkan kita tentang pentingnya mendukung anak-anak yatim yang banyak kehilangan berbagai aspek dalam kehidupannya di usia muda. Dalam Islam, anak yatim berusaha didukung sepenuhnya melalui ajaran Al-Qur’an.

Pada dasarnya, Al-Qur'an memuliakan manusia dengan menunjuk mereka sebagai khalifah Allah di muka bumi. Meskipun kedaulatan universal hanya berasal dari Allah, Dia menunjuk umat manusia untuk mempromosikan pemeliharaan tatanan spiritual dan temporal di bumi. Ini dicapai dengan menentukan dan mematuhi petunjuk ilahi yang disajikan dalam Al-Qur’an dan hadist, juga dengan menjalankan kuasa jasmani dan wewenang rohani di bawah bimbingan ilahi.

Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Hari Anak Yatim Korban Perang Sedunia

Akar pengertian yatīm secara linguistik adalah keunikan (infirād). Menurut Syekh Muhammad Ziyad Batha dalam Muslim Matters yang menyajikan konten-konten Islami, ada contoh durrah yatiimah yang mengacu pada mutiara berharga unik yang telah dipindahkan dari sumbernya.

Anak yatim disebutkan sebanyak 23 kali dalam 22 ayat Al-Qur'an yang berbeda: lima kali dalam bentuk tunggal pasti al-yatīm, tiga kali dalam bentuk tunggal tak tentu yatīm, sekali dalam bentuk ganda tak tentu yatīmayn, dan 14 kali dalam bentuk jamak tertentu al-yatāmā

Tujuh dari ayat-ayat ini ditemukan dalam surat-surat Mekkah dan 15 di surat-surat Madinah, menunjukkan universalitas topik ini sementara juga menunjukkan bahwa itu melibatkan perintah legislatif yang merupakan ciri khas surat-surat Madinah.

Untuk membantu memahami secara komprehensif konsep anak yatim yang dihadirkan Al-Qur'an, Berikut analisis Syekh Muhammad Ziyad Batha atas ke-22 ayat tersebut dan pengelompokannya menurut tema umumnya:

  1. Teguran dan peringatan terhadap anak yatim yang menindas dengan merampas kekayaan atau hak mereka, dalam surat 2: ayat 220, 4:2, 4:6, 4:10, 4:127, 6:152, 17:34, 59:7, 89 :17, 93:9, dan 107:2.
  2. Memerintahkan perlakuan baik secara umum dalam surat 2: ayat 83, 2:220, 4:3, 4:36, dan 4:127.
  3. Mendorong pengeluaran amal untuk mereka dalam surat 2: ayat 177, 2:215, 4:8, 76:8, dan 90:15.
  4. Menjadi penerima sebagian rampasan perang dan keuntungan penaklukan damai dalam surat 8: ayat 41 dan 59:7.
  5. Bagian dari catatan sejarah dalam surat 2: ayat 83 dan 18:82.
  6. Mengingatkan Nabi Muhammad dari akar yatimnya dalam surat 93: ayat 6.

Analisis Anak Yatim dalam Islam

Dengan mendalami analisis tersebut, dapat dipahami bahwa Al-Qur’an menyajikan tuntunan yang komprehensif terkait dengan merawat anak yatim. 

Al-Qur'an mengakui bahwa anak yatim adalah fenomena umum yang tidak dapat diberantas, dan karenanya bergerak untuk mengenali masalah sosial yang mempengaruhi anak yatim dan memberikan berbagai aturan dan nasihat yang jelas yang akan memastikan bahwa anak yatim dipelihara dan tidak dieksploitasi. 

Baca Juga: Sosok Rian Mahendra, Direktur yang Sempat Jadi Pengangguran

Secara luas, konsep model perawatan anak yatim yang lengkap ini dapat kita istilahkan dalam Al-Qur'an sebagai model kafālah. Penting untuk diketahui bahwa istilah konvensional kafālah sebagaimana terdapat dalam karya-karya fikih biasanya mengacu pada pembinaan secara sistematis.

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO



Berita Terkait