Menu


Survei: 57 Persen Pengguna Internet Aktif Tak Mau Tetanggaan Dengan Pemeluk Agama Yahudi, Semakin Modern Semakin Intoleran

Survei: 57 Persen Pengguna Internet Aktif Tak Mau Tetanggaan Dengan Pemeluk Agama Yahudi, Semakin Modern Semakin Intoleran

Kredit Foto: Youtube SMRC TV

Konten Jatim, Jakarta -

Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) baru saja merilis hasil survei terkait pandangan pengguna internet terhadap pemeluk agama Yahudi di Indonesia.

Menariknya, hasil survei SMRC itu menunjukan bahwa angka pengguna internet aktif lebih intoleran daripada orang yang jarang mengakses internet.

Hal itu pun membuat Saiful Mujani berpendapat bahwa selama ini tidak ada yang bisa dipelajari mengenai arti toleransi di internet.

Karena menurutnya, internet justru menjadi ruang bagi semua orang untuk membentuk kebencian terhadap pihak-pihak lain.

"Internet kurang memberikan pendidikan toleransi, justru menjadi ruang pembentukan kebencian," kata Saiful dalam rilis resmi SMRC, Kamis (7/7/2022).


 
Saiful lantas menyampaikan soal ekspektasi bahwa media sosial bisa menjadi tempat untuk semua orang lebih terbuka terhadap keragaman.

Baca Juga: Sikap Diskriminatif Negara Jadi Penyebab Tingginya Angka Intoleran Terhadap Pemeluk Agama Yahudi di Indonesia?

Namun menurutnya keterbukaan terhadap keragaman itu tak dapat terwujud dikarenakan ada jurang pemisah di media sosial.

"Ternyata itu ada space untuk mengekspresikan identitas yang berbeda dan hate," terangnya.

Lebih jauh, Saiful mengatakan bahwa internet tidak membantu untuk menciptakan semua orang menjadi saling pengertian.

"Kita terekspose pada keragaman itu, tapi tidak sanggup menjadikan keragaman itu sebagai sesuatu yang bisa ditoleransi," ucapnya.

Baca Juga: Menohok, Partai Politik Disebut Kumpulkan Suara Lewat Politisasi Agama: 'Mudah Dimanfaatkan, Berbahaya Digunakan'

Berdasarkan hasil survei SMRC, 57 persen pengguna internet aktif merasa keberatan bertetangga dengan orang Yahudi.

Angka ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan orang-orang yang jarang menggunakan internet.

Sedikitnya orang-orang yang jarang atau tidak pernah menggunakan internet justru berimbang dengan menunjukan angka 50 persen.

Survei ini dilakukan secara tatap muka pada 10-17 Mei 2022. Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah Berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan. Dari populasi itu dipilih secara random (stratified multistage random sampling) 1220 responden.

Response rate (responden yang dapat diwawancarai secara valid) sebesar 1060 atau 87%. Sebanyak 1060 responden ini yang dianalisis. Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,07% pada tingkat kepercayaan 95% (asumsi simple random sampling).

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024