Menu


Tak Hanya di Dunia Kesehatan, dr. Zaidul Akbar Jelaskan Konsep Detoks dan Intoks dalam Agama

Tak Hanya di Dunia Kesehatan, dr. Zaidul Akbar Jelaskan Konsep Detoks dan Intoks dalam Agama

Kredit Foto: YouTube/dr. Zaidul Akbar Official

Konten Jatim, Jakarta -

Istilah detoksifikasi dan intoksifikasi mungkin sudah banyak dikenal oleh banyak orang, terutama dalam dunia medis atau kesehatan.

Detoksifikasi dapat dimaknai sebagai proses pembuangan racun dari dalam tubuh, sementara intoksifikasi adalah masuknya racun ke dalam tubuh.

Pendakwah dr. Zaidul Akbar menyebut, kedua istilah itu bisa dipakai juga dengan menggunakan bahasa agama.

Baca Juga: Menurut dr. Zaidul Akbar, Begini Cara Atasi Ketidakmatangan Emosi

"Ternyata manusia tidak lepas dari dua hal tadi dalam kehidupan kita, tentunya ada bahasa-bahasa agama yang kita pakai atau mungkin kita tahu di sini," ujarnya dalam kanal YouTube dr. Zaidul Akbar Official, dikutip Konten Jatim pada Senin (27/2/2023).

Menurutnya, proses intoksifikasi dalam agama bermakna seseorang yang mulanya punya hati yang bersih dan putih, kemudian menjadi kotor dan hitam akibat dosa yang dilakukannya sendiri.

Sementara, makna detoksifikasi dalam agama bermakna sebaliknya.

"Nabi menjelaskan bahwa hati seseorang itu awalnya putih, bersih, bening seperti itu, kemudian akibat dosa yang dia kerjakan kemudian hati itu menjadi hitam, keras," sambungnya.

Lebih lanjut, alumnus Universitas Diponegoro itu menuturkan, dalam Alquran, Allah SWT juga telah menyentil soal hati manusia, di antaranya yakni dalam Surat Al-Baqarah (2): 10 dan Surat Al-Hajj (22): 46.

"Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya itu; dan mereka mendapat azab yang pedih, karena mereka berdusta." QS. Al-Baqarah (2): 10.

Baca Juga: dr. Zaidul Akbar: Qalbu Anak adalah Warisan Orang Tua

"Maka tidak pernahkah mereka berjalan di bumi, sehingga hati (akal) mereka dapat memahami, telinga mereka dapat mendengar? Sebenarnya bukan mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada." QS. Al-Hajj (22): 46.