Menu


Makjleb! Bhikkhu Sri Pannavaro Mahathera Beri Usulan Soal Polemik Tiket Candi Borobudur, Pemerintah Tolong Dengarkan ya...

Makjleb! Bhikkhu Sri Pannavaro Mahathera Beri Usulan Soal Polemik Tiket Candi Borobudur, Pemerintah Tolong Dengarkan ya...

Kredit Foto: ANTARA FOTO/Anis Efizudin/rwa.

Konten Jatim, Jakarta -

Baru-baru ini masyarakat dihebohkan dengan rencana pemerintah yang hendak menaikan harga tiket naik ke Candi Borobudur menjadi Rp 750 ribu.

Tak sedikit masyarakat dan pihak-pihak lain yang mengkritik wacana kenaikan tiket naik Candi Borobudur itu lantaran dianggap kemahalan.

Apalagi kenaikan harga tiket itu pun bisa saja berimbas pada umat Buddha yang hendak menjalankan ibadah di Candi Borobudur.

Banyak umat Buddha yang merasa dirugikan atas rencana dinaikannya harga tiket ke Candi Borobudur tersebut.

Untuk itu, Kepala Sangha Theravada Indonesia, Bhikkhu Sri Pannavaro Mahathera pun mencoba buka suara untuk menengahi polemik yang terjadi.

Dalam keterangan resminya, Bhikkhu Sri Pannavaro Mahathera menilai bahwa kebijakan baru yang hendak digulirkan pemerintah itu sangat tidak adil sebab dipatok berdasarkan uang.

Menurutnya jika hal itu terealisasi, maka banyak umat Buddha yang berekonomi kecil tak akan mampu naik ke Candi Borobudur.

"Berdasarkan regulasi baru, nantinya yang bisa naik ke atas Candi Borobudur kriteria utamanya adalah berdasarkan uang: Rp 750.000 per orang," kata Bhikkhu Sri Pannavaro Mahathera dalam keterangan resminya, dikutip Konten Jatim dari akun Facebook resmi Media Komunikasi Sangha Theravada Indonesia, Selasa (7/6/2022).

"Rakyat kecil (umat Buddha pedesaan yang berada cukup banyak di Jawa Tengah) sampai meninggal dunia pun tentu tidak akan mampu naik ke atas candi untuk melakukan ‘puja’ atau ‘pradaksina’ karena harus membayar biaya yang sangat mahal bagi mereka: Rp 750.000.- per orang," terangnya.

Baca Juga: Gila! Umat Buddha yang Mau Sembahyang di Borobudur Ternyata Juga Kena Tarif Rp 750 Ribu, Ini Buktinya

Wacana pemerintah yang hendak membatasi kuota pengunjung Candi Borobudur pun mendapat tanggapan dari Bhikkhu Sri Pannavaro Mahathera.

Ia mengaku setuju dengan pembatasan kuota pengunjung menjadi 1.200 orang per hari, sebab hal itu perlu dilakukan untuk menyelamatkan candi-candi.

Namun kembali lagi, Bhikkhu Sri Pannavaro Mahathera meminta pemerintah untuk berpikir ulang mengenai wacana menaikan harga tiket Candi Borobudur.

Menurut Bhikkhu Sri Pannavaro Mahathera, pemerintah harus melihat lebih jauh dan tak merugikan umat Buddha yang berekonomi kecil.

"Diberlakukannya kuota 1.200 orang per hari yang boleh naik ke atas candi memang sangat perlu untuk  penyelamatan candi, tetapi selayaknya tanpa harus membayar sangat-sangat mahal bagi orang 'miskin'," tuturnya.

Lebih lanjut, Bhikkhu Sri Pannavaro Mahathera juga memberikan saran terhadap para pengunjung yang ingin naik ke Candi Borobudur.

Terlebih jika kuota sudah terpenuhi, Bhikkhu Sri Pannavaro Mahathera meminta pengunjung lain bersabar diri dan naik ke Candi Borobudur di lain hari.

Baca Juga: Kenaikan Tiket Borobudur Dikaitkan dengan Cari Cuan, Opung Luhut Gak Boleh Marah, Soalnya... Ini Sejarahwan Lho yang Bilang

Saran itu disampaikan dengan tujuan tak hanya orang-orang berduit saja yang bisa naik ke Candi Borobudur.

"Kalau pada hari itu kuota sudah penuh, dimohon saja naik pada hari berikutnya atau hari yang lain. Kalau pengunjung tidak mau atau tidak bisa naik pada hari lain, ya sudah! Apalagi pendaftaran bisa dilakukan melalui ‘on line’," lanjutnya.

"Tetapi, jangan hanya yang punya uang saja yg boleh naik, atau dengan jalan lain harus menjadi biksu dulu, atau kembali menjadi murid sekolah –tentu hal ini sangat tidak mungkin," sambungnya.

Tak hanya itu, Bhikkhu Sri Pannavaro Mahathera juga tampak menyamakan tarif Rp 750 ribu untuk naik Candi Borobudur dengan biaya naik haji umat muslim.

Ia meminta umat Buddha untuk bersabar menanti antrian naik ke Candi Borobudur, seperti halnya umat muslim yang bersabar untuk menjalankan ibadah haji.

"Biarlah umat Buddha sabar menanti antrian bisa naik ke atas candi kita sendiri. Seperti halnya saudara-saudara Muslim yang juga sabar menanti antrian naik haji sampai beberapa tahun," ujarnya.

Terakhir, Bhikkhu Sri Pannavaro Mahathera meminta para pihak berwenang dalam hal ini pemerintah untuk mendengarkan usulan dan keresahan umat Buddha tersebut.

"Semoga usulan ini berkenan untuk diperhatikan oleh para pihak yang berwenang membuat keputusan-keputusan perihal regulasi Candi Borobudur," pungkasnya.

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO